Tehnik Budidaya Kopi


I. PENDAHULUAN
Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang
tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan.

PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi.

II. PERSIAPAN LAHAN
  1. Untuk tanah pegunungan/miring buat teras.
  2. Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi.
  3. Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam
III. PEMBIBITAN
  1. Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih terpercaya.
  2. Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
  3. Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh
  4. Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah
  5. Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3 bulan sejak awal pembibitan
  6. Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan
  7. Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut
  8. Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam
Tabel Dosis Pupuk Untuk Bibit Kopi

Umur (bln)
gr/m2
Urea
SP-36
KCl
3
10
5
5
5
20
10
10
7
30
15
15
9
40
20
20
12
50
25
25

Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.

IV. PENANAMAN
- Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
- Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
- Lakukan penyiraman tanah setelah tanam
- Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.

V. PENYULAMAN
- Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
- Penyulaman dilakukan awal musim hujan

VI. PENYIRAMAN
Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau

VII. PEMUPUKAN
- Pemupukan NPK diberikan dua kali setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
- Setelah pemupukan sebaiknya disiram.

Jenis dan Dosis Pupuk Makro sesuai table.

Tahun
gr/pohon/tahun
Urea SP-36 KCl
1
2 x 25 2 x 25 2 x 20
2
2 x 50 2 x 50 2 x 40
3
2 x 75 2 x 70 2 x 40
4
2 x 100 2 x 90 2 x 40
5 - 10
2 x 150 2 x 130 2 x 60
> 10
2 x 200 2 x 175 2 x 8

Catatan : Jenis dan Dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertaniam setempat

Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh ¾ lebar tajuk, pupuk dimasukan dan ditutup tanah.
Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman . 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon atau siram atau kocorkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-6 bulan sekali.
Semprotkan POC NASA 3-4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali

VIII. PEMANGKASAN
Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan bertujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak.
Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan

IX. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

A. H A M A
1. Bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei) serangan di penyimpanan buah maupun saat masih di kebun . Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian
2. Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus ) menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan PESTONA.
3. Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan gunakan PESTONA, BVR atau PENTANA.+ AERO 810 secara bergantian

B. PENYAKIT
  1. Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix , preventif semprotkan Natural GLIO
  2. Penyakit Jamur Upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban , kerok dan preventif oleskan batang/ranting dengan Natural GLIO + POC NASA
  3. Penyakit akar hitam penyebab Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. preventif dengan Natural GLIO
  4. Penyakit akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif dengan Natural GLIO
  5. Penyakit bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan dengan Natural GLIO
  6. Penyakit mati ujung pada ranting.Penyebabnya Rhizoctonia .Preventif gunakan Natural GLIO.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

X. P A N E N
Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.

XI. PENGOLAHAN HASIL

Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.

Penyebab Kerusakan Kopi Beras :
  1. Biji keriput : asal buah masih muda
  2. Biji berlubang :kopi terserang bubuk
  3. Biji kemerahan : Kurang bersih mencucinya
  4. Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
  5. Biji pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
  6. Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu lembab.
  7. Biji Pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab
  8. Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
  9. Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
  10. Noda-noda cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk/dibolak-balik.

Teknik Budidaya Kacang Panjang

SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.


PEMBIBITAN
  1. Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
  2. Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  1. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
  2. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm
  3. Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
  4. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.

TEKNIK PENANAMAN
  1. Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
  2. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
  3. Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 0,5 jam lalu tiriskan
  4. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.
PENYULAMAN
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.

PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.

PEMANGKASAN / PEREMPELAN
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.

PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro sebagai berikut:

Waktu
Dosis Pupuk Makro (per ha)
Urea (kg) SP-36 (kg) KCl (kg)
Dasar
50
75
25
Umur 45 hari
50
25
75
TOTAL
100
100
100
Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat.

Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam
POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 M2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan dengan dosis + 2 tutup/10 liter air ).

PENGAIRAN
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan PESTONA.

b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan Natural BVR

c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, Semprot Natural VITURA

d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)

Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.

e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan PESTONA

f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.

g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).

Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.

h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)
Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.

i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

PANEN DAN PASCA PENEN
  1. Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
  2. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
  3. Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
  4. Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi
  5. Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.

Produk Natural Nusantara untuk kuda.

Produk - produk Natural Nusantara untuk kuda adalah : VITERNA dan POC NASA.
Kandungan Viterna & POC NASA : 
Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.

Cara pemakaian dan dosis : 
Viterna dan POC NASA, masing-masing setengah tutup dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 6-7 kg, diberi setiap hari.
Waktu pemberian : Pagi atau sore hari
Pemberian produk NASA tidak menyebabkan kemajiran/kemandulan atau keguguran.
Untuk kuda yang sedang bunting, pemberian produk NASA dapat diberikan setiap hari selama 4 bulan kebuntingan pertama. Selanjutnya untuk umur kebuntingan 5 bulan sampai melahirkan, produk NASA dapat diberi 3 hari sekali sebagai pakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada induk kuda.

Keunggulan Produk NASA pada kuda :
  1. Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
  2. Merupakan pakan tambahan yang berperan sebagai sumber protein, mineral dan vitamin.
  3. Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
  4. Meningkatkan nafsu makan
  5. Mempercepat adaptasi kuda terhadap pakan, pada saat pertama kali masuk kandang.
  6. Mengurangi kestresan pada kuda, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah sapi divaksinasi atau saat kuda dalam proses pengobatan
  7. Mempercepat pertumbuhan kuda
  8. Mengurangi bau kotoran
  9. Meningkatkan kesehatan kuda
  10. Meningkatkan kualitas daging kuda dengan warna lebih merah, padat dan rendah lemak.

Pola SRI - Teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi

Pola SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, asal Prancis. Metodologi ini selanjutnya dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.

Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen.

Lima dasar  praktis dari pola SRI adalah :
1. menggunakan bibit muda
2. jarak tanam yang lebar dengan bibit tunggal
3. mempertahankan tanah basah tapi tidak menggenang
4. mempertinggi soil organik
5. sirkulasi dalam tanah terjaga semaksimal mungkin

Teknis Budidaya Padi Organik NASA Metode SRI sbb:

1. Pengolahan Tanah

Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi atau kerbau. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari Dolomit 250 – 500 kg dan pupuk organik SUPERNASA 5 – 10 kg per ha.
Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan,buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.

2. Persiapan Bibit

Kebutuhan benih untuk tanaman padi model SRI adalah 5-7 kg per hektar lahan.Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian benih telah diuji direndam POC NASA dosis 2 tutup / 10 liter air selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik atau kompos (1:1) didalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam

3. Penanaman

Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 7 – 10 hari setelah semai. Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” (Jawa.) atau kondisi tanah yang basah tetapi bukan tergenang.
Pada metode SRI digunakan sistem tanam tunggal, yaitu satu lubang tanam diisi satu bibit padi. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
Jarak tanam yang digunakan dalam metode SRI adalah jarak tanam lebar, misalnya 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah anakan produktif yang dihasilkan oleh tanaman padi. Penyebabnya, sinar matahari bisa mengenai seluruh bagian tanaman dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen dan sinar matahari secara maksimal.

4. Pemupukan Setelah Tanam

Pemupukan susulan dilakukan umur 15-20 hari setelah tanam dengan UREA = 100 kg dan NPK = 100 kg, umur 40-50 hari setelah tanam ZA = 50 kg dan NPK = 100 kg ditambah  POWER NUTRITION sebanyak 2,5 – 5 kg per ha. Penyemprotan POC NASA dan HORMONIK dilakukan pada umur 15, 30 dan 40-45 hari setelah tanam dengan dosis 4-6 tutup POC NASA + 1-2 tutup HORMONIK atau dengan 1 sachet GREENSTAR per tangki ukuran 14-17 liter.

5. Pengelolaan Air dan Penyiangan

Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode SRI dilakukan sebagai berikut :
  1. Ketika padi mencapai umur 1-8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan adalah “macak-macak”.
  2. Sesudah padi mencapai umur 9-10 HST air kembali digenangkan dengan ketinggian 2-3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan tahap pertama.
  3. Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur 18 HST.
  4. Umur 19-20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan tahap kedua.
  5. Selanjutnya setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1-2 cm dan kondisi ini dipertahankan sampai padi “masak susu” (± 15-20 hari sebelum panen).
  6. Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT ( Pengelolaan Hama Terpadu). Dengan sistem ini, petani diajak untuk bisa mengelola unsur-unsur dalam agroekosistem (seperti matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami) sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Cara yang dilakukan petani misalnya dengan pestisida organik berupa ramuan yang diolah dari bahan-bahan alami dan musuh alami yang berasal dari jamur dan virus untuk menghalau hama, seperti wereng, penggerek batang, walang sangit, keong mas dan burung. Untuk mencegah hama tersebut semprotkan PESTONA dan BVR secara selang seling tiap 1-2 minggu sekali.
Untuk pengendalian gulma, metode SRI mengandalkan tenaga manusia dan sama sekali tidak memakai herbisida. Biasanya digunakan alat bantu yang disebut “sosrok”. .Ini adalah semacam garu yang berfungsi sebagai alat pencabut gulma. Dengan alat ini, gulma yang sudah tercabut sekaligus akan dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik tanah. Perlu diingat, bahwa dalam aplikasi metode SRI, gulma yang tumbuh akan relatif banyak karena sawah tidak selalu ada dalam kondisi tergenang air.

METODE SRI menguntungkan PETANI, karena :

   1. meningkatkan produksi lebih dari 50 %
   2. bibit berkurang 80-90%
   3. air irigasi bekurang 25-50%
   4. pupuk kimia dikurangi atau bisa ditiadakan
   5. beras yang dihasilkan lebih tinggi dan eunak tenan.

      Ir. Agus Budi Setyono adalah Teknical Servis PT. Natural Nusantara (Nasa) Jogja

GREENSTAR - Pupuk Organik Serbuk


GREENSTAR Merupakan Terobosan Teknologi Pupuk Organik Modern Berbentuk Serbuk.


GREENSTAR murni terbuat dari bahan alami dengan fungsi multiguna.
GREENSTAR mengandung Unsur Hara Makro & Mikro lengkap , serta diperkaya dengan hormon/ zat pengatur tumbuh (Giberelin, Sitokinin & Auksin).
Dengan menggunakan GREENSTAR, Pupuk Makro (NPK) bisa diKurangi 25%.
GREENSTAR dapat diAplikasikan pada tanaman semusim, tahunan, tanaman hias & juga pembibitan.
GREENSTAR juga meningkatkan produktivitas secara kuantitas & kualitas dengan tetap manjaga kelestarian lingkungan/tanah (Aspek K-3)
GREENSTAR dikemas unik, aplikasi lebih praktis & superekonomis & didalamnya berisi 3 sachet.


Serbuk GREENSTAR sudah terdiri dari POC Nasa dan Hormonik sehingga lebih mudah dan praktis.
Jika dikirim untuk teman atau untuk konsumen tidak terkendala diformulasi bentuk serbuk sehingga mudah dan praktis, terutama bila kita mengirim teman saudara dan konsumen yang terkendala larangan pengiriman dalam bentuk cair.
Greenstar berguna untuk semua jenis tanaman pangan, buah dan palawija.

Menanam Padi di Lahan Pasir

HASIL RISET 9 TAHUN

MENANAM padi rajalele di lahan pasir? 

Kelihatannya mustahil. Tetapi, ini bisa dilakukan oleh Soemarno
Insinyur Teknik Sipil UII ini menanam padi dengan media pasir. Dan itu sudah dikerjakan di area 500 meter persegi di kawasan Pantai Pandansimo Bantul. Ternyata hasilnya di luar dugaan. Beras jenis rajalele itu hingga sekarang sudah dipanen berkali-kali. Bukan hanya padi yang ditanam di kawasan tersebut. Tapi ada 17 jenis tanaman lain yang dibudidayakan. Termasuk kurma.
Budidaya padi di lahan pesisir ini sudah melalui riset selama 9 tahun dan hasilnya menakjubkan. Sayangnya, penelitian ini tidak banyak diketahui. Padahal ini merupakan salah satu alternatif yang bisa dimanfaatkan masyarakat petani, terutama yang tertarik menggarap lahan pesisir. Sekaligus ini bisa jadi objek wisata lain di kawasan pantai.

Untuk menanam padi dengan media pasir, menurut Soemarno, caranya mudah dan tidak perlu dicampur tanah. Tapi cukup dengan penambahan pupuk khusus untuk lahan pasir. Lahan yang akan digarap terlebih dahulu digali sedalam 30 cm. Kemudian diberi alas plastik agar kebutuhan air bagi tanaman padi tercukupi. Sedangkan untuk pengairan mengunakan pralon.
Selanjutnya pasir diolah dengan menambahkan pupuk dasar yang terdiri dari pupuk soil treatment untuk memperbaiki struktur tanah, pupuk organik dan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT). Untuk 1 hektar lahan dibutuhkan 50 Kg pupuk dasar. Setelah itu pasir direndam selama 1 minggu dan siap digunakan sebagai media tanam.
Berbeda dengan menanam padi di sawah pada umumnya, budidaya padi di lahan pasir ini tidak perlu dicangkul maupun di-luku. Meski demikian, padi yang dihasilkan tidak kalah kualitasnya. 
Berdasarkan ujicoba di Pandansimo, produktivitasnya minimal mencapai 7 ton per hektar. Dengan masa tanam selama 4,5 bulan. Padahal rekomendasi dari Departemen Pertanian, produktivitas padi rajalele yang ditanam di Delanggu hanya 3 ton per hektar.
”Lahan pasir untuk tanaman padi rajalele ini suatu fenomena. Karena di lahan seluas 3 hektar itu ada 17 komoditas yang sudah selesai kami teliti,” kata Direktur Indmira Citra Tani Nusantara Ir Soemarno (alm)   di kantornya sekaligus laboratorium di Jalan Kaliurang Km 16,3 Selasa (10/6) lalu. 
Kecuali tanaman padi, ada juga jenis kacang-kacangan, bawang merah, pisang, kelapa sawit, jambu mete, kurma, jeruk sunkist, sawo juga kelengkeng. ”Kami selaku lembaga riset and development tugas kami  melakuan riset by riset. Biar yang menanam nanti masyarakat. Yang kami santunkan untuk masyarakat adalah teknologinya dan manajemen produksi,” tandasnya. Tapi sejauh ini, belum ada petani yang mengembangkan budidaya padi di lahan pasir. Karena itu, apabila ada petani yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini, Soemarno siap memberikan pendampingan.
Pengembangan tanaman padi di lahan pasir ini tentu bukannya tanpa kendala. Karena terletak di pinggiran pantai, kendalanya adalah  angin laut yang selalu mengandung uap garam  dan panas terik yang luar biasa. Juga pasir yang pernah direndam air laut selama jutaan tahun sebelumnya. ”Itu yang menjadi kendala teknologi,” ujarnya. Untuk itu perlu menggunakan wind barrier (tanaman cemara laut sebagai pelindung tanaman dari angin dan badai garam).
Hasil penelitian ini rupanya juga menarik perhatian dari berbagai pihak. Tidak terkecuali Menteri Pertanian yang melakukan peninjauan secara langsung di lahan pasir Pantai Pandansimo. Begitu juga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.
Soemarno berikut tim penelitinya tentu bangga karena lahan pesisir yang semula gersang sekarang menjadi hutan. Riset yang dilakukan selama 9 tahun itu akhirnya membuahkan hasil. Bukan hanya dari orientasi produksi tapi juga perbaikan ekosistem. Dengan demikian, ini juga bisa dimanfaatkan untuk menambah daya tarik wisata studi.
Lahan yang digunakan untuk media penelitian itu, menurut Soemarno, disewa sejak tahun 1999 hingga 2011 mendatang. Ke depan, lahan itu akan diserahkan ke Pemerintah Daerah. Sebagai tambahan pengunaan pupuk yang digunakan beliau adalah hasil penemuannya dengan merek dagang NASA (Natural Nusantara)

Kandungan Pupuk Organik NASA

Pupuk organik NASA telah mendapatkan sertifikasi organik oleh DEPTAN dengan analisa Lab. SUCOFINDO.
Kandungan :
  1. N 0.12%, 
  2. P2O5 0.03%, 
  3. K 0.31%, 
  4. Ca 60.40 ppm, 
  5. S 0.12%, 
  6. Mg 16.88 ppm, 
  7. Cl 0.29%, 
  8. Mn 2.46 ppm, 
  9. Fe 12.89 ppm, 
  10. Cu <0.03 ppm, 
  11. Zn 4.71 ppm, 
  12. Na 0.15%, 
  13. B 60.84 ppm, 
  14. Si 0.01%, 
  15. Co <0.05 ppm, 
  16. Al 6.38 ppm, 
  17. NaCl 0.98%, 
  18. Se 0.11 ppm, 
  19. As 0.11 ppm, 
  20. Cr <0.06 ppm, 
  21. Mo <0.2 ppm, 
  22. V <0.04 ppm, 
  23. SO4 0.35%, 
  24. C/N ratio 0.86%, 
  25. ph 7.5, 
  26. Lemak 0.44%, 
  27. Protein 0.72%
Kandungan Lain :
  1. Asam-asam organik (Humat 0,01%, Vulvat, dll)
  2. Zat Perangsang Tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin.
PENGENALAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA

Tujuan pengenalan Pupuk Organik Cair NASA adalah mengajak masyarakat petani menuju suatu pertanian yang ekonomis, praktis dan ramah lingkungan.

1. EKONOMIS
Artinya petani sangat diuntungkan secara ekonomi. Dari segi budidaya dapat
dihemat, hasil panen ditingkatkan dan kualitas panen ditingkatkan
, sehingga
harga panen lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berguna kalau dikonsumsi
oleh orang yang mengkonsumsi hasil pertanian. Ini maksudnya ekonomis. Jadi
kalau dianalisa, yang jelas petani lebih diuntungkan daripada tidak menggunakan teknologi NASA.

2. PRAKTIS
Artinya teknologi yang disampaikan sangat praktis dan mudah, yaitu hanya
semprot dan siram. Itu teknologi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan.
Petani yang sederhana sekalipun mampu melakukan, apalagi petani yang luar biasa
pintar (mungkin terdidik dari segi pertanian).

3. RAMAH LINGKUNGAN
Artinya teknologi yang dipakai NASA ini betul-betul organik dan tidak memberi
efek samping negatif, dari mulai lahan yang ditanami, tanaman yang ditanam,
petani yang menanam, sampai pada orang yang mengkonsumsi hasil pertanian
tersebut. Karena 100 % organik .
KENAPA HAL INI PERLU DISAMPAIKAN ?

Selama ini petani kondisinya sudah sangat terpuruk. Hasil panennya menurun,
harganya hancur, harga pupuk meningkat, dan akhirnya petani menderita. Dan
jeritan petani ini siapa yang peduli ? 
Dan PT. NASA (meskipun masih kecil) mempunyai idealisme, visi dan misi untuk membantu petani.

PETANI DIAJAK BERPIKIR SECARA SEDERHANA
Misalnya: ada sebuah tanaman, untuk tumbuh membutuhkan makan seperti halnya manusia tumbuh membutuhkan makanan. Kalau manusia makan tentu ada nasi, sayuran dan sebagainya. Ahli gizi menyatakan 4 sehat 5 sempurna, yaitu terdiri dari nasi dalam jumlah banyak, sayur-mayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu. Jika unsur tersebut dikonsumsi, maka manusia akan sehat dan tumbuh dengan optimal.
Begitu juga dengan tanaman membutuhkan makanan. Sampai detik ini jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman ada 90 unsur (didunia pertanian namanya UNSUR HARA) yang diambil dari tanah. Dari 90 unsur hara tersebut, 13 unsur hara wajib ada.
Kalau tidak ada satu saja, maka tanaman ini akan menghadapi masalah. Tanaman akan protes. 
Protesnya tanaman yaitu:
  1.Daunnya menguning
  2.Mudah terserang penyakit
  3.Hasilnya menurun (tidak produktif)
  4.Tumbuh kerdil
  5.Mati
Hal ini disebabkan kekuarangan unsur hara. Ke 13 unsur hara ini di dunia pertanian namanya 13 UNSUR HARA ESENSIAL yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
  1. Kelompok Unsur Hara Makro atau dinamakan sebagai nasinya tanaman (ada 6 unsur).
  2. .Kelompok Unsur Hara Mikro atau dinamakan lauk pauknya tanaman (ada 7unsur).
Makro artinya besar (dibutuhan dalam jumlah yang banyak).
Mikro artinya kecil(dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tetapi wajib ada). Ibarat sebuah mobil yang bannya banyak adalah unsur hara makro (atau nasinya tanaman), sedangkan setir yang jumlahnya hanya satu (sedikit) adalah unsur hara mikro (atau lauk pauknya tanaman).

Nasinya tanaman ada 6 unsur :
  1. Urea (N) kandungan Nitrogennya tinggi ¡¾ 46 %
  2. Pospat (P) = TSP dari batuan pospat C2o5. Kandungan pospatnya ¡¾ 36 %,maka disebut SP36
  3. Kalium (KCL)
  4. Kalsium (dijumpai pada kapur pertanian/dolomit)
  5. Sulfur (belerang)
  6. Magnesium
Keenam unsur ini adalah nasinya tanaman yang dibutuhkan tanaman (dalam jumlah banyak), maka disebut unsur hara makro. Sedangkan lauk pauknya itu ada 7 unsur antara lain Fe, Na, Br, Mg, Zn disebut unsur hara mikro.
Unsur hara mikro ini terdapat pada pupuk organik. Pupuk organik yang selama inidikenal petani adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Ini adalah fakta, bahwa tanaman membutuhkan lauk pauk dan nasi, dimana kalau kita menginginkan hasil panen yang luar biasa maka kedua unsur tersebut harus cukup.

SEJARAH
Sebelum tahun 1969 petani belum mengenal adanya pupuk Urea, Tsp, Kcl. Petani hanya mengenal pupuk kandang dan kompos (yang notabene kaya akan lauk pauk tetapi sedikit nasi ). Sehingga lahan pertanian di Indonesia sebelum tahun 1969 kaya raya lauk pauk tetapi miskin nasi. Sehingga produksi rata-rata ¡¾ 5 ton perhektar padi.
Pada tahun 1969 petani mulai dikenalkan Program Inmas dan Bimas dengan Panca Usaha Tani, ada pestisida, pupuk, benih dan seterusnya. Pad waktu dikenalkan dengan yang namanya urea, Tsp, Kcl (yang notabene adalah nasinya tanaman) sangat susah bagi petani untuk percaya, karena telah terbiasa menggunakan pupuk kandang dan kompos. Di samping itu belum ada yang mencoba dan membuktikan.
Tetapi begitu ada 1 - 2 orang yang mencoba dan hasilnya luar biasa (misalnya dari 5 ton perhektar menjadi 9 ton perhektar), petani akhirnya mulai beramai-ramai memakai pupuk tersebut.

PERUBAHAN BUDAYA PEMUPUKAN
Ketika hasil panen meningkat dari 5 ton menjadi 9 ton, petani tidak menyadari telah terjadi perubahan budaya pemupukan. Petani menganggap pupuk kandang dan pupuk kompos ternyata kalah bagus dengan pupuk pabrik (urea, tsp, kcl).
Besoknya setelah panen, petani menanam lagi, hasilnya 8 - 8,5 ton perhektar, itupun dikatakan bagus (meskipun terjadi penurunan "X" kwintal). Terjadi penurunan "X" kwintal tidak kelihatan. Petani tidak sadar kalau terjadi penurunan ¨X" kwintal. 
Kalau sejak tahun 1969-2003 sudah berapa lama ? 35 tahun!. Kalau 1 tahun petani tanam 3 kali, berarti sudah 105 x tanam. Kalau dikalikan penurunan "X" kwintal, terjadi penurunan 5,1 ton. Kalau yang tadinya 9 ton perhektar turun menjadi 4 ton perhektar, bahkan di bawah garis produksi pada tahun 1969.
Celakanya lagi penggunaan pupuk pabrik tidak diimbangi dengan pupuk organik, berarti tanah susah terurai akhirnya tertingal di lahan. Residu-residu pupuk pabrik ini akan membuat tanah menjadi keras dan bantat. Kalau dulu tahun 1969, kita masuk ke sawah mungkin selutut dalamnya. Tetapi sekarang barangkali hanya setinggi mata kakai. Tanah keras ini susah ditembus oleh akar. Perkembangan akar (airasi=pernapasan) bisa terganggu, karena akar susah berkembang akibat tanah keras. Padahal akar itu ibaratnya mulutnya tanaman. Mulut itu dibumpet, lubang tempat masuknya makanan Cuma sedikit. Kira-kira bisa produktif apa tidak? 
Tentu kurang produksinya.Kemudian karena sifatnya yang kurang organik atau tidak organik, terkadang membuat mikro organisme yang menguntungkan menjadi susah berkembang. Di lahan sawah sekarang jarang ditemukan cacing.

KONDISI TANAH TERBALIK

Kalau dulu sebelum tahun 1999 itu hanya lauk pauk tetapi miskin nasi, sekarang terbalik, hanya kaya nasi tetapi miskin lauk pauk. Itu yang terjadi. Bahkan di harian Kompas edisi September tahun 2000 mengatakan 8 % lahan pertanian Indonesia mengalami pemiskinan unsur hara mikro atau pemiskinan lauk pauk.
Petani kalau menanam pupuknya apa ? 
Tentunya Urea Tsp, Kcl (berarti petani hanya memberi nasi). Nasi saja tidak komplit. Seharusnya nasinya ada 6 unsur, yaitu Urea, Tsp, Kcl, Za (diambil sulfurnya), Kapur (diambil kalsiumnya), pupuk grenbat (diambil Magnesiumnya).
Kalau anak kecil lahir hanya diberi nasi saja, kira-kira bisa sehat apa tidak ?
Tentunya tidak sehat. Itu hanya karbohidrat untuk tenaga, tetapi zat pembangunnya tidak ada. Proteinnya hamper tidak ada. Vitamin sebagai katalisator tubuh juga tidak ada. Mineral dan sebagainya sedikit sekali. Ibarat seperti itu sama dengan tanaman. Pemakaian pupuk pabrik saja tanpa diimbangi pupuk organic tidak akan pernah mencapai 10 ton perhektar padi, bahkan akan terus menurun. Percayalah !! Kami tidak jual POC NASA pertama-tama, tetapi mengajak petani kembali ke ramah lingkungan (jangan hanya menggunakan pupuk pabrik saja). Pupuk pabrik penting, Cuma harus dimbangi dengan pemakaian pupuk organik.

ANJURAN PEMERINTAH
Pemerintah melalui dinas pertanian ingin menyarankan kepada petani supaya
mengembalikan kesuburan tanah seperti tahun 1969. Caranya adalah petani harus memupuk lahannya 20-40 ton perhektar setiap masa tanam. Kira-kira sanggupkah petani ?
Kami sepakat sekali anjuranya luar biasa bagus, tetapi susah dilaksanakan oleh petani. Jangankan 20-40 ton perhektar, barangkali 5 ton saja sudah susah
mendpatkan pupuk kandangnya. Kotoran sapinya mau cari dimana ? Kotoran
kambingnya mau cari dimana ? Kotoran ayamnya mau cari dimana ? Anjuran
pemerintah bagus tetapi tanpa adanya solusi.

KUALITAS PUPUK KANDANG DAN KELEMAHANNYA

Tidak ada yang mampu mengalahkan kualitas pupuk kandang karena buatan Tuhan.
Tetapi bukan berarti pupuk kandang tidak punya kelemahan. Banyak kelemahannya,,secara kualitas sebagai pupuk yang terbaik, tetapi secara teknis kadangkala banyak kelemahannya.
Coba dibayangkan pupuk kandang dari kandang ternak mungkin harganya Rp.
100.000,- per truk, tetapi tidak mungkin kotoran (pupuk kandang) itu naik
sendiri ke truk. Ini harus memakai tenaga orang yang mengangkut (memanggul) ke truk. Ini perlu ongkos. Dari kandang sampai ke lahan misalnya jaraknya 20-30 km perlu transport. Ini juga perlu ongkos. Dan tidak mungkin alat transport langsung terjun ke lahan. Ternyata harus butuh orang yang mengangkat lagi. Ini juga perlu ongkos lagi. Sehingga secara ekonomi hal ini kurang menguntungkan.
Terlalu tinggi ongkosnya buat petani.
Di samping itu keseragaman bongkahan pupuk kandang unsur haranya tidak sama, juga makanan yang di konsumsi oleh ternak itu juga tidak sama. Kalau ternak itu memakan makanan yang bergizi, kotoran yang dihasilkan itu juga luar biasa bagus. 
Nah kalau misalnya ternak Cuma diberi bongkahan ketela saja, tentunya
ternak akan kurus, sehingga kotoran yang keluar juga tidak bagus.
Pupuk kandang juga juga membawa bibit penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditularkan dari sapi yang dilepas. Sapi itu mengkonsumsi rumput liar
(biji-bijian bakal tumbuhnya rumput). Ini tidak tercerna oleh usus, akhirnya
keluar lagi dan ketika digunakan sebagai pupuk akhirnya tumbuh gulma dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala
kelemahannya.

ILMUWAN PT. NASA
Keprihatinan ini mengelitik hati ilmuwan NASA Ir. Sumarno. Keprihatinan
kekurangan unsur hara mikro jelas butuh disuplai pupuk kandang dalam jumlah
yang banyak, tetapi tidak mungkin. Akhirnya Ir. Sumarno (dalam penelitian
selama 15 tahun) menemukan formula pupuk organik cair multiguna NASA. Kandungan 1 botol (0,5 liter) POC NASA setara dengan 0,5 ton pupuk kandang mikro (dalam hal lauk pauk) bagi tanaman.
Nasinya bagaimana ? Nasinya tetap ada, tetapi tidak banyak. Sehingga POC NASA ini tetap memerlukan pupuk pabrik (Urea, Tsp, Kcl) tetapi dosisnya boleh
dikurangi sampai 25 -50 % sesuai anjuran pabrik (bukan sesuai kebiasaaan
petani). Kalau pakai standar kebiasaan petani bisa repot. Kalau petani yang
ekonominya agak bawah dosisnya sedikit masih dikurangi lagi. Misal anjuran
pabrik 100 kg, maka petani boleh memakai 75 kg. Jadi POC NASA tetap memerlukan kerjasama dengan pupuk pabrik, sehingga tanaman disuplai nasinya dari pupuk pabrik sedangkan lauknya dari POC NASA.

ASAM HUMAT FULFAT
POC NASA dilengkapi dengan yang namanya Asam Organik Humat Fulfat yang
berfungsi menguraikan sisa-sisa pupuk kimia di lahan yang menyebabkan tanah menjadi keras (bantat) terutama Tsp (F2o5), sehingga bisa terurai. Lahan semakin lama makin gembur dan ini bisa dikonsmsi oleh tanaman lagi. Mungkin saat ini petani memupuk dengan Tsp belum berfungsi (sedikit dicerna oleh tanaman) tetapi setelah diberi POC NASA diam-diam petani mempunyai tabungan di lahan yaitu berupa Tsp yang bisa terserap lagi oleh tanaman. Ini juga meningkatkan senyawa POLIFENOL di dalam tumbuhan. Kalau pada manusia adalah sel darah putih. Jadi misalnya manusia terserang penyakit (misal influaensa) tubuh ini sudah punya pertahanan (tentara yang melawan penyakit) namanya sel darah putih. Tanaman ini juga punya sel darah putih, namanya senyawa Polifenol.
Dengan diberi POC NASA maka senyawa polifenol ditingkatkan, artinya daya tahan tubuh tanaman terhadap penyakit menjadi meningkat.. Kemudian pupuk ini juga dilengkapi dengan Asam amino, protein, mineral, multi vitamin dan sebagainya sehingga bersifat multiguna. Selain untuk tanaman ini juga berfungsi untuk ternak (sapi, kambing, unggas, ikan).

BUKTI PEMAKAIAN POC NASA
Petani yang pernah mencoba POC NASA diberbagai daerah di Indonesia hasil
panennya meningkat (karena fungsinya ditambah), tidak mudah terserang penyakit (karena daya tahan tubuh tanaman ditingkatkan) dan itu sudah banyak bukti (bisa lihat di CD Pertanian)
Bahkan di daerah tertantu sudah banyak yang mem-buktikan menanam pada lahan yang sulit air. Air pada musim kemarau sulit diperoleh, tetapi ada petani yang memakai POC NASA dan Hormonik disemprotkan ke padi, ternyata mampu bertahan hidup bahkan sampai berbuah (meskipun tidak maksimal). Ini menunjukkan kehebatan dari POC NASA dan Hormonik. Masih banyak bukti lainnya, misalnya jagung, semangka, melon tembakau, bawang merah, dan sebagainya. Bahkan POC NASA bisa digunakan pada tanaman di lahan pasir (hasil riset di Pandan Simo). Kita dokumentasikan di CD sebetunya dari orang-orang yang sudah membuktikan kehebatan produk NASA (jadi bukan sebuah rekayasa).
Dan POC NASA sebetulnya sudah dilengkapi dengan zat perangsang tumbuh. Ada sitokinin, auksin, dan giberelin. Tanaman itu selain butuh air nutrisi, unsur
hara, oksigen, matahari juga memerlukan zat perangsang tumbuh. Tetapi jika
petani ingin memaksimalkan, POC NASA mempunyai hormon 100 % organik. Murni Organik. Kalau petani mencari hormon  murni yang organik, harganya tentu mahal.
Tetapi POC NASA ini bukan sintetis, melainkan betul-betul organik.

APLIKASI POC NASA
Aplikasinya atau pemakaiannya mulai disiram pada tanaman, disemprot, bahkan bisa untuk perendam benih padi. Padi yang mau kita tanam bakal buah kita rendam dulu. Itu kalau manusia ibarat embrio (janin bayi yang ada diperut ibu). Janin itu membutuhkan gizi waktu di perut. Benih padi yang mau ditanam direndam dengan air POC NASA. Artinya embrio sudah diberi gizi. Insya Allah nanti waktu dikecambahkan (ditebar) pertumbuhannya bisa seragam dan lebih cepat pertumbuhannya. 
Silakan buktikan !!
Jadi sejak dini sudah mulai diterapkan, sejak lahan uritan, disemprotkan ke
benih sampai pengolahan lahan yang mau ditanam. Kemudian disemprot 3 kali pada umur 15, 25, 40 hari. Itu saja caranya. Hasilnya akan berbeda.

APLIKASI HORMONIK
Kalau hormonik lebih tepat disemprotkan. Satu tangki dosisnya rata rata 4 tutup botol POC NASA + 1 tutup botol hormonik.Khusus yang ditambah hormonik bisa disemprotkan.

APLIKASI SUPERNASA
Kemudian kita juga punya SUPERNASA. Ini khusus untuk pengolahan lahan, ini juga setara dengan 1 ton pupuk kandang /kg, hanya kandungan makronya (nasinya) lebih tinggi. Sehingga kalau pengolahan lahan memakai SUPER NASA, pupuk pabriknya boleh dikurangi sampai 50 %. Nasinya lebih tinggi jika dibandingkan POC NASA, lauk pauknya setara dengan 1 ton pupuk kandang.

Kita juga punya Tambak Organik Nusantara. Ini khusus untuk tambak (ikan) yang fugsinya:
  1. Menciptakan pakan alami (plankton, zooplankton, phytoplankton) dari ikan dan udang. Ini bisa ditumbuhkan secara alami dengan baik dengan menggunakan TON.
  2. Menyembuhkan lahan yang sudah kolusif oleh limbah terutama daerah pantai (tambak) yang aliran airnya dari sungai. Sungai sekarang ini banyak dialiri banyak limbah idustri, pestisida, dan sebagainya yang akhirnya bermuara  sampai pantai dan airnya disedot untuk tambak sehingga ikan dan udang banyak yang mati. Contoh di daerah pekalongan. Disana banyak sekali pabrik batik yang kebanyakan limbahnya dibuang kesungai. Akhirnya mengalir ke pantai dan air lautnya dipakai ke tambak. Tambak disana rusak total. Kalau tebar bandeng 2 hari saja banyak yang mati, apalagi udang yang lebih mudah sakit dibandingkan bandeng. Tetapi setelah kita coba dengan menggunakan TON, ternyata udang yang ditebar mampu bertahan sampai 50 % di lahan yang sangat kolusif. Ini membuktikan kerja dari TON. Dan ini sudah banyak bukti petambak yang  menggunakan TON terutama daerah Sulawesi dan Gresik.
Kemudian kita punya produk namanya Viterna (Vitamin untuk Ternak). Ini sudah banyak bukti terutama sapi dan ayam potong. Jadi kalau biasanya 40 hari panen dengan mengunakan Viterna ternyata cukup 35 -37 hari.
         Sisa waktunya berapa kwintal dan berapa ton pakan yang dihemat. Bobot ayam lebih berat. Kualitas ayam potong yang memakai NASA ternyata mendekati ayam  kampung. Pernah dicoba dibawa ke laboratorium UGM ternyata kandungan kolesterolnya turun gajihnya turun tetapi proteinnya naik sampai 2 %. Sudah pernah dibuktikan dengan cara memotong ayam potong yang menggunakan Viterna dan ayam potong yang tidak menggunakan Viterna. Ternyata ayam potong yang menggunakan Viterna mendekati ayam kampung. Selain itu kita mempunyai yang namanya perekat Aero 810. Fungsinya supaya penggunaan sewaktu menyemprot pupuk lebih efektif karena bisa merekat, menempel merata di daun terutama di musim hujan. Kalau mau mencoba anda cari 2 gelas air dan cari daun yang tidak mudah basah. contohnya daun papaya atau daunt alas. Kemudian masukkan jari anda di Aero 810 kemudian dikucek di gelas yang isi air. kemudian ambil daun yang tidak mudah basah. Masukkan ke gelas yang tanpa Aero. Ketika diangkat tetap kering.
         Tapi begitu anda masukkan ke dalam gelas yang berisi Aero akan basah kuyub.
         Kita juga mempunyai pestisida yang bersifat organik. contoh vitura dan virexi adalah spesialis untuk ulat grayak. Ini adalah penyakit yang diberikan ke ulat.
         Sebetulnya dulu di alam sudah ada tetapi karena disemprot pakai pestisida beracun ikut mati. Ilmuwan NASA membudidayakan ini dan ketika disemprotkan maka ulat itu akan terjangkiti penyakit yang susah disembuhkan. Ibarat manusia terkena aids. Terutama virexi untuk petani bawang merah yang paling banyak membutuhkan. Kemudian kita punya Gliocadium. Bagi petani bawang merah, petani cabai, petani tomat yang paling ditakuti adalah penyakit layu. Penyebab layu ini adalah jamur fusarium SP atau jamur psidomunas SP. Sebenarnya secara alami sudah punya musuh namanya gliocadium. Ini juga jamur, tetapi karena petani menggunakan pestisida kimia beracun, jamur ini mati. Yang tumbuh justru jamur yang merugikan. Maka kalau petani menanam bawang merah, cabai maupun tomat, saat pengolahan lahan sebelum tanam gliocadium wajib dipakai. Kalau petani pakai gliocadium minimal tanaman petani bebas dari penyakit layu. Kenapa saat pengolahan lahan, karena saat pengolahan lahan jamur ini akan tumbuh dan akan mengeluarkan gliofirin. Gliofirin ini yang akan membasmi jamur fusarium atau jamur psidomonas. Dia juga mengeluarkan yang namanya feridin. Feridin ini yang akan membunuh bakteri yang tidak menguntungkan. Jadi ada anti biotiknya.
         Sepertinya sudah hokum alam justru makhluk hidup yang merugikan yang tahan terhadap pestisida beracun. Yang menguntungkan justru tidak tahan bahkan mati duluan. Jangan dikira kalau ada cabai layu kemudian disemprot bukannya makin sembuh, makin membudayakan layu lagi. Karena musuh alaminya mati disemprot.
         Kemudian kita punya yang namanya Beuveria Basiana. ini spesialis untuk wereng.
         Ini juga jamur. Disemprotkan disore hari. Ketika werwng itu hinggap atau makan daun padi terkontaminasi dengan Beuveria Basiana hama itu akan diam tidak beraktifitas, tidak mau makan 3 hari mati dan matinya kering karena diserap cairannya oleh jamur ini. Dan ini tidak berbahaya bagi manusia. Kita juga mempunyai yang namanya Pestona. Ini lebih bersifat sebagai pengendali hama.
         Disini sudah terbukti di tanaman tembakau. Ini semua organik sehingga tidak merusak lingkungan, tidak merusak petani, tidak merusak yang mengkonsumsi hasil pertanian. Kalau memakai pestisida organik semua aman. Ada vcd yang kebetulan membuat orang Yogya dpat penghargaan dari FaO (badan Pangan Dunia) judulnya bayang-bayang racun dan daerah yang diambil di Brebes. karena Brebes betul-betul sarat dengan pestisida kimia beracun. Kita di bidang pertanian juga menyediakan benih. Ada benih semangka non biji dan semangka biji, cabai (setara lado), cabai keriting ck 10 (pakai mulsa), ck 11 (pakai mulsa), cabe besar (daerah dingin), cabai sedang, kobis