Budidaya Ketimun

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TIMUN/KETIMUN
A. Pembibitan
  1. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu. 
  2. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag. 
  3. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit. 
  4. Rendam selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm. 
  5. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari. 
  6. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss. 
  7. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
B. Pengolahan Media Tanam
  1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan. 
  2. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6 : 1-2 ton/ha) 
  3. Tanah dibajak/dicangkul 30-35cm sambil membalikkan tanah dan biarkan 2 minggu. 
  4. Olah kembali tanah sambil membuat bedengan lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. 
  5. Tambahkan pupuk kandang 20-30 ton/ha atau 0,5 kg pupuk kandang ke setiap lubang tanam 40 x 40 x 40 cm. 
  6. Berikan pupuk NPK 100 kg/ha (1/3 dari dosis keseluruhan). 
  7. Siramkan POP SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol/1000 m² dengan cara : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan POP SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan. 
  8. Pasang mulsa. Dan 1 minggu kemudian buat lubang tanam. 
  9. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dengan pukan pada setiap lubang tanam (1 kemasan + 25-50 kg pukan matang untuk 1000 m2).
C. Pemeliharaan Tanaman
  1. Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik. 
  2. Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman. 
  3. Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari. 
  4. Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit.
  5. Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.
D. Pemupukan:


Waktu
Pupuk (kg)
TSP
Urea
KCL
Pukan
Pupuk Dasar
150
150
150
20.000
3-5 hst
100
150
100
10 hst
250
300
100
Setelah berbunga
250
250
Setelah Panen I
100
100
POC NASA +
Hormonik
(Mulai umur
2–10 minggu)
Disemprotkan ke daun :
  • Alternatif 1: 8 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 3 – 4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki
  • Alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 – 8 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki


E. Hama dan Penyakit
  1. Hama
  • Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA. 
  • Ulat Tanah (Agrotis ipsilon). Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar. 
  • Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.) Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
   2. Penyakit
  • Busuk daun (Downy mildew). Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 
  • Penyakit tepung (Powdery mildew ). Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 
  • Antraknose. Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 
  • Bercak daun bersudut. Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 
  • Busuk buah. 
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

Cara Pemesanan.




Cara Pemesanan :
  • SMS/Telp untuk konfirmasi pemesanan(nama produk,jumlah pemesanan, alamat) 
  • Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus sesuai dengan daftar harga  termasuk ongkos kirim. 
  • Transfer biaya pembelian sesuai dengan pemesanan ke : 
BCA Kcp. Ahmad Dahlan, Yogyakarta -No. Rekening : 1691855363 a/n Nur Haryono .
  • Konfirmasi pengiriman ke kami. (0817 042 9050) 
  • Setelah biaya diterima, maka barang akan segera dikirim ke alamat yang telah ditentukan. 
  • Pengiriman barang dengan menggunakan POS Indonesia/TIKI/JNE atau Jasa Paket yang telah disepakati.

    Untuk pemesanan, silahkan hubungi Distributor Pupuk Natural Nusantara wilayah Yogyakarta

    BUDIDAYA TERONG

    Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.
    PT. Natural Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.

    SYARAT TUMBUH
    • Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
    • Suhu udara 22 - 30o C
    • Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
    • Sinar matahari harus cukup
    • Cocok ditanam musim kemarau
    PEMBIBITAN
    • Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
    • Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
    • Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
    • Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
    • Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
    • Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
    • Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
    • Siram persemaian pagi dan sore hari
    • Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
    • Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
    • Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
    PENGOLAHAN LAHAN 
    • Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
    • Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
    • Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan
    • Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit
    • Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah. Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :
    Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan
    Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan
    • Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam
    • Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam
    • Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari
    • Biarkan selama seminggu sebelum tanam
    • Buat lubang tanam dengan jarak 60x70 cm / 70x70 cm
    PENANAMAN
    • Waktu tanam yang baik musim kering
    • Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
    • Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
    • Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
    PENGAIRAN
    Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor

    PENYULAMAN
    • Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
    • Penyulaman maksimal umur 15 hari
    PEMASANGAN AJIR (TURUS)
    • Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
    • Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
    • Tancapkan secara individu dekat batang
    • Ikat batang atau cabang terong pada turus
    PENYIANGAN
    • Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
    • Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
    PEMUPUKAN
    Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :
    Jenis Pupuk Pemupukan Susulan (kg/ha)
    Umur 15 hari Umur 25 hari Umur 35 hari Umur 45 hari
    Urea 75 75 75 75
    SP-36 50 - - -
    KCl - 75 100 75

    Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman
    Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali

    PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
    Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

    PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

    H A M A
    1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
    Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
    Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
    Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.
    2. Kutu Daun (Aphis spp.)
    Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
    Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
    Sebagai vektor atau perantara virus
    Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.
    3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
    Serangan hebat musim kemarau.
    Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
    Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
    4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
    Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
    Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
    Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.
    5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
    Bersifat polifag.
    Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
    Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.
    6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
    Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
    Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali
    PENYAKIT
    1. Layu Bakteri
    Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
    Bisa hidup lama dalam tanah
    Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
    Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
    2. Busuk Buah
    Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
    Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
    3. Bercak Daun
    Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
    Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
    4. Antraknose
    Penyebab : jamur Gloesporium melongena
    Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
    5.Busuk Leher akar
    Penyebab ; Sclerotium rolfsii
    Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
    6.Rebah Semai
    Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
    Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
    Cara pengendalian Penyakit:
    Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.

    Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

    PEMANENAN
    • Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
    • Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
    • Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
    • Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
    • Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.

    BUDIDAYA ANGGUR

    Budidaya Anggur
    Produksi anggur ( Vitis sp.) di Indonesia belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi anggur secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3) untuk bersaing di era pasar bebas.

    SYARAT TUMBUH
    Ketinggian 25-300 m dpl, suhu 25-310 C, kelembaban udara 75-80 %, intensitas penyinaran 50% - 80%, 3-4 bulan kering, curah hujan 800 mm/tahun dan pH tanah 6-7. Tipe tanah : liat dan liat berpasir (alluvial dan grumosol).

    PERSIAPAN LAHAN
    1. Bersihkan lahan, cangkul/bajak sampai gembur.
    2. Pengapuran pada tanah masam dosis 5 ton/ ha.
    3. Buat saluran pemasukan dan pembuangan air irigasi
    4. Buat lubang tanam 60x60x50 cm / 75x75x70 cm, jarak tanam 3 x 3 m / 5 x 4 m, keringanginkan + 2-4 minggu, isikan tanah lapisan bawah ke dasar lubang.
    5. Campurkan tanah lapisan atas : pupuk kandang ( + 20-40) : pasir perbandingan 1:1:2 serta Natural GLIO + 5-10 gram/lubang dan isikan ke lubang bagian atas.
    PENYIAPAN BIBIT
    Bibit siap tanam umur 1,5 - 2 bulan, perakarannya 5-10 cm, tumbuh sehat, bertunas dua. Kebutuhan bibit jarak tanam 3 x 3 cm sebanyak 890 batang/ha, jarak tanam 5 x 4 cm sebanyak 500 batang/ha. Sebulan sebelum tanam, bibit anggur terpilih diadaptasikan di sekitar lahan

    PENANAMAN
    Waktu tanam di akhir musim hujan (April-Juni). Siram bibit dng POC NASA (1-2 ttp/10 lt air) + 1 minggu sebelum tanam. Beri naungan sementara. Semprot POC NASA 1-2 ttp/tangki/10 hari hingga usia + 3 bulan setelah tanam.

    PENGAIRAN
    Pengairan tanaman muda 1-2 kali sehari dan dewasa 3 hari sekali. Tiga minggu sebelum dipangkas, pengairan dihentikan dan 2-3 hari setelah pemangkasan air diberikan kembali. Pengairan setelah pemupukan dan dihentikan menjelang pemetikan buah.

    PENYIANGAN DAN PENDANGIRAN
    Lahan dijaga kebersihannya dari gulma dan penggemburan tanah (Pendangiran) dilakukan sebulan sekali agar bidang oleh tetap bersih dan gembur.

    PEMUPUKAN
    Pemupukan disebar dan dicampur merata tanah secara melingkar sejauh 25 cm dari batang lalu ditutup dan diairi atau dengan cara pengocoran pupuk
    Pemupukan berdasarkan umur tanaman, yaitu :

    Catatan:
    • Pemberian SUPERNASA dikocorkan.
    • Akan lebih optimal penyemprotan POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 tutup) per tangki .
    Tanaman Produktif Berbuah (lebih dari 4 tahun) Pemupukan 3 kali setahun (April, Agustus,Desember). Dosis tiap kali pemupukan 600 gr Urea + 300 gr TSP + 375 gr KCl + SUPER NASA 1-2 sdm/10 lt/ pohon

    PEMBUATAN RAMBATAN
    Perlu pembuatan rambatan dengan model :
    1. Model Para-para, tiang para-para dipasang sesuai jarak tanam anggur dengan ketinggian 2 - 3,5 m dan dipasang para-para berupa anyaman kawat atau bilah bambu atau kayu, jarak mata anyaman + 40 cm.
    2. Model Pagar/Kniffin, dibuat berbentuk pagar. Jarak antar tiang 3-5 m dan ketinggian 150-200 cm, hubungkan dengan kawat yang dipasang mendatar sebanyak 2-3 jajar. Kawat pertama dibagian bawah letaknya 60 cm dari permukaan tanah, dan kawat diatasnya berjarak 70 cm.
    3. Model perdu, berupa pohon atau kayu biasa, kemudian bagian atasnya dipasang tempat penyangga sepanjang 2 m dan lebar 2 m.
    4. Pemasangan rambatan dilakukan sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk.

    PEMANGKASAN DAN PEMBENTUKAN POHON
    1. Waktu pemangkasan yang tepat berumur 1 tahun.
    2. Usahakan tiap pohon punya batang pokok, cabang primer , sekunder dan tersier.
    3. Potong batang tanaman setinggi para-para, sehingga tumbuh tunas baru (cabang primer).
    4. Dua minggu cabang yang tumbuh memanjang lebih kurang 1 meter segera dipangkas pada bagian ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder).
    5. Cabang sekunder yang panjang 1 meter dipangkas titik tumbuhnya agar tumbun tunas baru (cabang tersier).
    6. Cabang tersier inilah yang menghasilkan buah.
    7. Ciri cabang siap dipangkas, ujung tunasnya mudah dipatahkan, dan apabila dipangkas meneteskan air, cabang berwarna coklat.
    8. Perhatikan ciri visual mata tunas yang dipangkas, mata tunas vegetatif bentuknya runcing dan generatif tumpul.
    Cara pemangkasan anggur yaitu :. 
    • Pangkas pendek, sisakan 1-2 mata
    • Pangkas sedang, sisakan 3-6 mata
    • Pangkas panjang, sisakan 7 atau lebih mata
    PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
    1. Pangkas pembuahan dilakukan 2 tahap setahun yaitu bulan Maret - April dan Juli - Agustus dan dilakukan pada cabang-cabang tersier yang telah berumur 1 tahun
    2. Cabang-cabang yang tumbuh subur dipangkas dan sisakan 4-10 mata tunas, sedang cabang yang kurang subur sisakan 1-3 mata tunas
    3. Cabang/ranting sisa pemangkasan dibentangkan dan diatur merata di seluruh permukaan para-para, lalu diikat ke kanan dan kiri dengan tali.
    4. Semprot dengan HORMONIK dosis 1-2 tutup per tangki setelah dipangkas setiap 7-10 hari sekali
    5. Pelihara 3 malai bunga tiap tunas dan potong tunas baru yang tumbuh di atas bunga sampai terbentuk bakal buah
    6. Jarangkan buah pada dompolan 50% - 60 %, yaitu waktu ukuran buah sebesar biji asam dengan mengambil butir-butir buah yang letaknya berhimpitan, bertangkai panjang, abnormal, rusak dengan gunting kecil yang steril.
    7. jika musim hujan, pasang atap plastik putih pada para-para dan bungkus buah dengan kantong plastik atau kertas semen
    PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

    A. Hama
    1.  Kutu Phylloxera (Phylloxera vitifoliae), mengisap cairan akar dan daun. Gejala : didaun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil, akibatnya tumbuh kerdil, layu dan buah sedikit. Pengendalian: pangkas tanaman terserang dan bakar, semprot Natural BVR atau PESTONA
    2. Tungau Merah (Tetranychus sp.), bercak-bercak kuning pada daun dan berubah hitam, akibatnya kerdil dan buah berkurang. Pengendalian; semprot Natural BVR atau PESTONA
    3. Ulat kantong (Mahasena corbetti), memakan bagian atas permukaan daun, terjadi lubang-lubang kecil pada daun. Pengendalian ; Pangkas dan potong tanaman terserang berat dan dibakar lalu semprot dengan PESTONA + POC NASA
    4. Kumbang Daun (Apogonia destructor), memakan atau merusak daun, kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun. Pengendalian : pasang lampu perangkap dan musnahkan, semprot PESTONA
    5. Ulat grayak (Spodoptera sp.), menyerang daun hingga rusak dan berlubang. Pengendalian; Semprot dengan Natural VITURA
    6. Ngengat buah anggur (Paralobesia viteana atau Grape Berry Moth), larva memakan bunga dan buah yang masih pentil dan tua sehingga buah tidak normal. Pengendalian; Buang buah rontok dan bakar, semprot PESTONA paling lambat 14 hari sebelum panen
    Hama lain seperti rayap, tikus, burung, tupai dan kelelawar.
    Pengendalian : sanitasi kebun, bungkus buah, menghalau hama dan pasang perangkap

    B. Penyakit
    1. Tepung Palsu (Downy mildew), jamur Plasmopora viticola, menyerang batang muda, sulur, tangkai buah dan butir buah. Pengendalian; kurangi kelembaban kebun (dipangkas), potong dan musnahkan tanaman terserang, pasang naungan, Natural GLIO+gula pasir.
    2. Cendawan Tepung (Powder mildew), jamur Uncinula necator, menyerang semua stadium pertumbuhan. Daun menggulung ke atas dan bentuk abnormal ditutupi tepung berwarna kelabu sampai agak gelap, batang sakit coklat. Pengendalian : semprot Natural GLIO+ gula pasir.
    3. Bercak Daun (Cercospora viticola dan Alternaria vitis), timbul bercak-bercak coklat dan bintik-bintik hitam sehingga tunas dan daun kering dan rontok. Pengendalian; Sanitasi kebun, mengurangi kelembaban kebun, potong dan musnahkan daun terserang, semprot dengan Natural GLIO
    4. Karat Daun, jamur Physopella ampelopsidis, terdapat tepung berwarna jingga pada sisi bawah daun dan pada sisi atas daun ada bercak-bercak hijau kekuningan dan seluruh permukaan tertutupi lapisan tepung sehingga daun kering dan rontok. Pengendalian : Pangkas daun sakit dan semprot dengan Natural GLIO + gula pasir
    5. Busuk Hitam (Black Rot), jamur Guignardia bidwelli, bercak-bercak kecil berwarna putih pada buah hampir matang dengan warna tepi coklat, kemudian busuk buah mengendap dan mengeriput hitam seperti “mummi”. Pengendalian : Pangkas bagian sakit, kurangi kelembaban, bungkus buah, Natural GLIO + gula pasir
    6. Kudis (Scab), Jamur Elsinoe ampelina, menyerang semua bagian tanaman. Bercak kelabu dengan tepi coklat kemerahan, kemudian daging buah mengeras dan berkudis. Pengendalian : Pangkas bagian yang sakit, sanitasi kebun, semprot Natural GLIO + gula pasir
    7. Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot), jamur Botrytis cinerea, berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Buah berwarna cokelat tua, keriput dan busuk. Pengendalian : Penanganan panen dan pasca panen yang baik, semprot Natural GLIO+gula pasir.

    Catatan :  
    Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) per tangki

    PANEN

    Panen setelah umur 1 tahun, dan buah berikutnya kontinyu 1-2 kali setahun tergantung pangkas buah.