Tehnik Budidaya Ikan Arwana

Budidaya Ikan arwana bukanlah sesuatu yang mudah anda harus mempelajari beberapa tehnik atau cara untuk membudidayakan Ikan arwana ini,saya sech ga tau yang profesional tapi kalau cara budidaya ikan arwana yang dasar adalah sebagai berikut :

Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.
 
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.
 
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.

Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.

Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.

Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).

Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.

Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.

Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45×45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.

Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.

Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.

Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
 
Sumber:Buku Budidaya Ikan Arwana

Teknik Budidaya Belut

1. SEJARAH SINGKAT
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

2. SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

3. JENIS
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

4. MANFAAT
Manfaat dari budidaya belut adalah:
  1. Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
  2. Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
  3. Sebagai obat penambah darah.
5. PERSYARATAN LOKASI
  1. Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
  2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  3. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
  4. Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
  5. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
  • Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
  • Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
  • Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
  • Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
  • Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
  • Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan  organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.
6.2. Penyiapan Bibit
1) Menyiapkan Bibit
a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
b) Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
2) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2) Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam
agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
  • Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
  • Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
  • Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
7.2. Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

8. PANEN
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

9. PASCAPANEN

Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada
tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya Produksi
a. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
b. Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
c. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,-
d. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-
2) Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- Rp. 750.000
3) Keuntungan Rp. 422.000,-
4) Parameter Kelayakan Usaha 2,28
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran
mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka
akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
1) Satwono, B. 1999. Budidaya Belut dan Tidar. Penerbit Penebar Swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta.
2) Ronni Hendrik S. 1999. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara, Jakarta
KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Editor : M sholikhuddin ar

Kesaksian Pengguna Pupuk Nasa

Kesaksian Pengguna Pupuk Nasa

Tanaman Padi Tumbuh Dengan Sehat

Saya menanam padi dengan luas lahan 2 Ha. Jenis padi yang saya tanam varietas IR 64, saat ini umur tanaman mencapai 44 hari. Dalam budidaya padi ini saya menggunakan produk pertanian NASA seperti; POC NASA, Super NASA, PESTONA, Hormonik dan AERO 810. Selain itu saya juga menggunakan pupuk makro (kimia) pada saat pengolahan tanah ; Urea 75 Kg/Ha, SP 36 sebanyak 50 Kg/Ha, KCl sebanyak 75 Kg/Ha, dan Kapur Dolomit sebanyak 250 Kg/Ha. Untuk pemupukan susulan I (umur 20 hari) saya berikan Urea sebanyak 50 Kg/Ha, dan susulan II (umur 35 hari) Urea juga sebanyak 50 Kg/Ha. 
Penggunaan Super NASA saya sebagai pupuk dasar dengan 5 botol ( 2,5 Kg) /Ha. Caranya adalah Super NASA dicampur Urea, SP 36 dan KCl (dosis seperti diatas) tanpa menggunakan air, lalu ditaburkan pada saat 1 hari sebelum tanam. Selain itu, produk NASA yang lain digunakan dengan cara disemprotkan, dilakukan pada Penyemprotan ke-1 (masa pemeliharaan umur 15 hari setelah tanam) ; 3 tutup POC NASA + 2 tutup PESTONA dalam 1 tangki 15 liter air. Penyemprotan ke-2, pada umur 30 hari setelah tanam dengan 4 tutup POC NASA+ 2 tutup Hormonik + 4 tutup PESTONA + 0,5 tutup AERO 810 dalam tangki air 15 liter. Penyemprotan ke-3, saya lakukan pada umur 45 hari setelah tanam yakni 6 tutup POC NASA + 2 tutup Hormonik, +6 tutup PESTONA + 0,5 tutup AERO dalam tangki 15 liter air.

Setelah menggunakan produk NASA tanaman padi tumbuh lebih bagus. Jumlah anakan semakin banyak, sebelum menggunakan produk NASA anakan padi maksimal jumlahnya 30 anakan, setelah menggunakan produk NASA mencapai 55 - 75 anakan. Sangat LUAR BIASA …….!!!!.

Selain itu pula daun padi lebih hijau, segar dan lebih lebar, berbeda dengan dahulu sebelum menggunakan produk NASA dimana pada saat itu daunnya hijau kekuningan. Tanaman padi yang telah menggunakan produk NASA ini, pertumbuhan lebih cepat, tanah dilahan sawah juga lebih gembur. Sebagai gambaran, bahwa kondisi tanah di kawasan Tenggarong ini memiliki tanah yang ber PH rendah (dibawah 5), ditandai dengan tanah yang berwarna kuning kecoklatan seperti berkarat, jadi kurang subur. Perbandingan tanaman padi dari segi pertumbuhan dengan yang tidak menggunakan produk NASA (seperti lahan sebelah) jauh sekali, dimana lahan sebelah tanaman kurus, banyak malai artinya ada indikasi tanaman stress, tanah tidak subur dan jumlah anakan lebih sedikit (19 - 30 anakan). Dari segi serangan hama penyakit, setelah menggunakan PESTONA, serangan hama sundep dan penyakit tanaman jauh berkurang. Tambahan biaya menggunakan produk NASA untuk luas 1 Ha sebesar Rp. 1.258.000,-

Berkaitan hasil panen, sebelum menggunakan produk NASA produksi rata-rata 5 ton/Ha (anakan 19 - 30). Setelah menggunakan produk NASA, jika rata-rata 60 anakan saja maka produksi diperkirakan mencapai 8-10 tan/Ha. Maka dapat diprediksikan hasil panen minimal 1 Ha ; ada peningkatan hasil minimal 3 ton. Tambahan pendapatan minimal = 3 ton x Rp. 2000 (harga 1 Kg gabah) = Rp. 6.000.000,-. Maka ada tambahan keuntungan minimal = Rp. 6.000.000 Rp. 1.258.000 = Rp. 4.742.000,-. Tambahan keuntungan itu adalah tambahan keuntungan minimal (panen 8 ton), keuntungan masih akan meningkat diprediksikan panen bisa mencapai 10 ton.

Sungguh senang, setelah saya menggunakan produk NASA, karena pertumbuhan tanaman padi menjadi luar biasa bagus, hasilnya pun pasti meningkat berlipat.

Zukran (Petani Padi ?Tadah Hujan?)
Desa Rapak Lambor, Kec. Tenggarong,
Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
 

Kesaksian Petani Kelapa Sawit

Kesaksian Petani Kelapa Sawit

Modal 8 juta Untung 43,6 juta

”Kalau buahnya banyak seperti ini,rasanya malas pulang.Saya senang sekali”,begitu ucap Pak Susanto,pekebun kelapa sawit di Parenggean,Kab Kotawaringin Timur,Sampit,Kalteng ketika mengontrol kebun kelapa sawitnya.

Memang beberapa bulan terakhir ini,hati Pak Susanto sangat berbunga-bunga setelah melihat hasil panen kelapa sawitnya meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.Panen kali ini mencapai 7,8 ton,untuk 544 tanaman pada umur 6-8 tahun yang ditanam di areal seluas 4 hektar.Biasanya,untuk luasan yang sama,Pak Susanto hanya memanen maksimal 4 ton.Berarti panen tahun ini meningkat 3,8 ton lebih banyak dari biasanya.

      Hal ini tergolong istimewa mengingat lahan ini dibeli oleh Pak Susanto dalam kondisi yang kurang bagus.Selama ini,kebun kelapa sawit ini dikelola kurang maksimal,sampai-sampai untuk mengetahui jenisnya saja Pak Susanto kesulitan menjawab.

“Memang ketika saya beli,kondisinya kurang terawat,banyak yang tidak berbuah,banyak buah cengkeh yang tidak layak jual.Maksimal hanya bisa panen 4 ton.Saya sudah coba pakai dengan bermacam-macam pupuk,tapi hasilnya tetap tidak berubah.Setelah saya pakai Produk dari NASA ternyata hasilnya sangat memuaskan.Tidak ada yang sebagus produk NASA.”Demikian Pak Susanto membeberkan rahasianya.

      Memang selama setahun terakhir ini,Pak Susanto menggunakan produk NASA untuk tanaman kelapa sawitnya.Produk yang dipakai adalah POWER NUTRITION,POP SUPERNASA,POC NASA dan HORMONIK.Untuk per 1 hektar lahan,Pak Susanto menghabiskan 10 POWER NUTRITION,5 POP SUPERNASA,10 POC NASA dan 10 HORMONIK diberikan 3 -4 bulan sekali.Produk NASA ditabur dan disiramkan ( jika ketersediaan air mencukupi ).


Pak Susanto melihat perbedaan setelah 2 minggu pemakaian,dimana daun terlihat lebih hijau.Dan benar-benar merasakan manfaat penggunaan Produk NASA ketika mulai panen,tepatnya pada bulan ke 4 setelah pemakaian.Panen dilakukan 2 kali dalam 1 bulan.
Pada bulan Februari-Juli,rata-rata Pak Susanto telah panen 7,8 ton selama 12 kali panen,total panen 93,6 ton dari biasanya hanya 48 ton.Atau dengan kata lain mendapat penambahan panen sebesar 93,6 ton – 48 ton = 45,6 ton.
Secara ekonomis,penambahan keuntungan Pak Susanto sebesar 45,6 Ton X Rp 1.150 ( harga kelapa sawit/pengepul ) = Rp 52.440.000.
Sementara untuk Produk NASA hanya menghabiskan biaya Rp 8.780.000.Total tambahan keuntungan Pak Susanto adalah Rp 52.440.000 – Rp 8.780.000 = Rp 43.660.000.Tentu hal ini sangat menguntungkan dan mampu membantu meningkatkan kesejateraan petani/pekebun.Belum lagi jika kita lihat hasil panen keseluruhan yang mencapai 93,6 ton X Rp 1.150 = Rp 107.640.000,jumlah yang sangat besar.Atau rata-rata mendapat penghasilan 17.940.000 per-bulannya.Bahkan melihat perkembangan tanamannya,diperkirakan pada panen raya di akhir tahun,diperkirakan bisa mencapai 8 – 8,4 ton per 4 hektar,atau 2 – 2,1 ton perhektar.Wow…

      Menurut pengamatan Pak Susanto,ada beberapa keistimewaan setelah menggunakan Produk NASA selain diatas,yaitu berat janjang jauh lebih berat,biasanya 20-23 kg menjadi 31-34 kg,daging buah lebih tebal,buah muncul terus menerus,lebih mengkilat,rendemen meningkat,bahkan ketika musim track,kebun Pak Susanto tetap produktif.Sebagai contoh,pada musim track,biasanya hanya 12 -14 kuintal per 4 hektar,ternyata setelah pakai Produk NASA masih bisa panen 2,4 – 2,8 ton.Selain itu,daun jauh lebih hijau dan segar,pelepah lebih lunak,sehingga pekerjaan memanen jadi lebih cepat,dan yang membuat kagum adalah tanah berangsur-angsur menjadi lebih gembur dan banyak cacing tanahnya,satu hal yang jarang ditemui di kebun kelapa sawit.

      Jika dikaji lebih dalam,apa yang dialami Pak Susanto memang masuk akal.Kenapa panen bisa meningkat drastis sekali,dikarenakan selama ini para petani/pekebun hanya memberikan pupuk kimia saja yang mengandung komposisi unsur hara/gizi yang hanya terdiri 3-4 unsur saja.Sementara produk POWER NUTRITION,POP SUPERNASA,POC NASA dan HORMONIK mengandung sedikitnya 60 macam unsur hara/gizi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.Juga mengandung ZPT/Hormon organik yang terdiri dari Auksin,Sitokinin dan Giberelin,yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses pembuahan.Selain itu,juga mengandung asam-asam organik humat dan vulvat yang mampu mengemburkan tanah dengan mengurai sisa-sisa pupuk-pupuk kimia dalam tanah.Dan khusus untuk POWER NUTRITION,memang secara khusus diformulasikan untuk tanaman berbuah,bahkan bisa untuk membuahkan diluar musim.

    Hal itu dikuatkan oleh pernyataan Pak Joko Ari,selaku Petugas Pertanian,yang menyatakan bahwa di wilayah sampit sudah banyak petani/pekebun yang menggunakan Produk NASA,dan sangat dianjurkan oleh Pak Joko Ari untuk dipakai karena sudah terbukti mampu meningkatkan hasil panen dan yang lebih penting tidak merusak lingkungan karena bersifat organik sekaligus mensukseskan program Go Organik 2010.
NAIK HAJI SETELAH PANEN CABE

NAIK HAJI SETELAH PANEN CABE


     "Terima kasih pada Produk NASA,panen kali ini benar-benar sangat menguntungkan.Selain panen jauh lebih banyak,didukung harga yang tinggi dan musim mendukung,Insya Allah bisa untuk naik haji musim depan"demikian ucap Pak Supri dari Magelang.

     Pak Supri,warga dusun Tuk Songo,Borobudur,Magelang memang benar-benar beuntung.Betapa tidak,ketika panen tiba ketika harga cabe keriting di pasaran berada pada harga Rp 8000/kg,sehingga keuntungan yang didapat benar-benar terasa.Pak Supri menanam cabe seluas 8000 m2,terbagi di 4 tempat.Rata-rata per-2000 m2,ditanami 1800 batang,dengan jarak tanam 55 cm.

Selama ini Pak Supri sudah menggunakan Produk NASA sekitar 3 tahun.Adapun Produk yang dipakai adalah POWER NUTRITION,POP SUPERNASA,POC NASA,HORMONIK dan perekatnya memakai AERO 810.

    Adapun cara pemakaiannya,POP SUPERNASA + POWER NUTRITION untuk penyiraman,dengan dosis 6 sdm dicampur 5 kg NPK disiramkan ke pokok tanaman 2 minggu sekali.Kemudian untuk penyemprotan,4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK + 1 tutup AERO 810,disemprotkan seminggu sekali.Selain itu,untuk pupuk dasar,Pak Supri menggunakan ZA,KCL,dan TSP total sebanyak 150 kg.

     Hasil dari penggunaan Produk NASA yang dirasakan Pak Supri diantaranya adalah maasa buah/pemetikan lebih panjang.Biasanya hanya petik 18-20 kali,sekarang bisa 26-30 kali.Selain itu,secara tonase juga meningkat,biasanya total panen hanya dapat 2 ton,setelah pakai Produk NASA bisa mencapai 2,6 ton.Dan juga kualitas buah cabe jauh lebih bagus,lebih padat,mengkilat dan panjang buah rata-rata 14-16 cm.Karena kualitasnya bagus itulah,maka harga cabe Pak Supri dibeli dengan harga tinggi oleh tengkulak.Misalnya harga pasaran Rp 8000,cabe Pak Supri dibeli dengan harga Rp 8250-Rp 8400,ada selisih Rp 250-Rp 400/kg.

    Jika dilihat dari pertumbuhan tanaman,memang dari kejauhan saja sudah tampak kalau tanaman Pak Supri ini termasuk istimewa.Betapa tidak,penampakan tanaman sangat rimbun,sehingga jika berdiri di tengah,sama sekali tidak kelihatan dari luar.Tinggi tanaman mencapai 120 cm,jika ditambah tinggi bedengan maka tingginya sama dengan tinggi orang dewasa.

     Pak Supri juga mengatakan,"Jarak antar tangkai jauh lebih pendek,sehingga memungkinkan buah lebih banyak.Buah cabe kan keluar dari cabang tangkai.Daunnya juga lebih halus,lebih tebal,Dan lebih tahan penyakit".

    "Saya benar-benar puas memakai Produk NASA ini,untuk kedepan saya akan selalu pakai Produk NASA karena sudah terbukti hasilnya di tanaman cabe saya",begitu tutur Pak Supri sedikit promosi.
Kesaksian Petani Bawang Merah

Kesaksian Petani Bawang Merah

Kami menanam bawang merah dengan jenis bawang merah baru yang sekarang sudah berumur 120 hari. Luas lahan yang kami tanami 700 m2. Produk NASA yang kami gunakan adalah Hormonik dan POC NASA. Penggunaan produk itu pertama kali kami lakukan ketika tanaman berumur 35 hari. Cara penggunaannya adalah setiap tangki ukuran 17 liter kami berikan dosis 40 cc POC NASA dan 10 cc Hormonik yang disemprot merata seminggu sekali. Dengan luas 700 m2 ini, Tanaman bawang merah telah menggunakan bibit 50 kg. Sedangkan pemberian pupuk makro (NP K) untuk pemupukan, kami telah melakukan pemupukan 3 kali. Pemupukan pertama (dasar) 40 kg,pemupukan ke-2 pada umur 35 hari sebanyak 40 kg dan pemupukan ke-3 menginjak umur 50 - 60 hari sebanyak 40 kg. Jadi kalau ditotal telah menghabiskan 120 kg.

Pada tahun 1997 -1998 yang lalu, tanah-tanah pertanian didaerah ini masih terjaga kesuburannya, namun beberapa tahun terakhir ini, tanah semakin berkurang kesuburannya dengan ditandai hasil panen yang kurang memadai serta semakin banyaknya hama dan penyakit yang menyerang.

Sekitar tahun 1998, lahan dengan luas 700 m2 ini hasil panen bawang merah bisa mencapai 1750 kg (1,7 ton), namun sekarang hasilnya tidak seperti dulu lagi, bahkan dari waktu ke waktu hasil panen melorot terus. Kami rasakan hasil panen kurang memadai, bahkan tanaman kami ini pernah tidak panen, tetapi setelah menggunakan produk NASA perlahan tapi pasti, kami amati pertumbuhan bawang bagus dan sehat, optimis hasil akan dicapai seperti pada kejayaan tahun 97- 98 lalu.

Keuntungan menggunakan produk NASA diantaranya tanaman sehat, batang kuat, daun hijau segar, umbinya-pun mantap. Adapun lahan tetangga banyak diserang ulat dan terserang penyakit. Dengan menggunakan produk NASA, harapan saya muncul lagi, hasil panen kembali meningkat seperti dulu lagi.

Kadiman & Marjani
Desa Banaran Pondok Sulih,
Kec. Tawangmangu, Kab. Karanganyar - Jawa Tengah
PRODUK NASA MERAMBAH NEGARA TETANGGA

PRODUK NASA MERAMBAH NEGARA TETANGGA

Produk dan Bisnis NASA ternyata tidak saja diminati oleh warga Negara Indonesia, namun pebisnis dari negeri Jiran Malaysia rupanya juga tertarik untuk mengembangkan bisnis NASA.
Hal itu tercermin dari kunjungan 2 (dua) delegasi Malaysia dalam satu bulan terakhir. Kunjungan yang pertama dari Johor sudah diwartakan dalam Up Date info beberapa waktu yang lalu, sedangkan kunjungan yang kedua dilakukan pada tanggal 15 – 16 Mei. Kunjungan kali ini dilakukan oleh Direksi dan staf yang berjumlah empat orang dari Megamultiway Sdn Bhd. dari Alor Setar, Kedah  yang bergerak dibidang konstruksi khususnya untuk pembangunan infrastruktur pertanian.
Agenda kunjungan kali ini adalah bertemu dengan Bapak Direktur Utama NASA, Bapak Ir. Hana Indra Kusuma, MP, yang memberikan wawasan teknologi organic NASA, serta  dengan General Manager NASA, Bapak Gunawan Budiharjo, SE yang membicarakan potensi dan peluang bisnis NASA  di Malaysia.  Selama pembicaraan berlangsung, para delegasi bisnis negeri jiran tersebut didampingi oleh Leader Bapak Wahyu Juliarso dan Bapak Suryono Aji.
Selain berkunjung di Kantor Pusat, para tamu tersebut juga melihat laboratorium lahan pasir Pandansimo yang semakin membuat mereka kagum dan yakin akan kualitas produk NASA. Tidak lupa saat pulang, mereka membawa sejumlah produk NASA untuk diaplikasikan di Malaysia.
NASA GO INTERNASIONAL…
Bobot Semangka Makin OKE ..!!

Bobot Semangka Makin OKE ..!!

Bapak Syukur, salah seorang petani dari Desa Wonoroto – Purworejo telah beberapa kali musim mencoba menanam semangka, selama itu pula ia menginginkan hasil yang memadai, tetapi dalam kurun waktu tersebut, ia belum mendapatkan hasil seperti apa yang diharapkannya. Namun setelah mencoba menggunakan beberapa produk pertanian dari PT. NASA seperti SUPERNASA, POC NASA, HORMONIK dan PESTONA hasil yang diinginkan itu kini sudah mulai terwujud dengan semestinya.

"Lahan tanaman semangka ini seluas satu hektar dengan jumlah tanaman 4500 batang, pada saat sekarang tanaman sudah berumur 50 hari yang nanti akan dipanen seminggu lagi", kata Pak Syukur. Lebih lanjut ia menjelaskan,"Dahulu pertumbuhan tanaman semangka kurang begitu bagus , selain itu mudah terkena hama dan penyakit",Tambahnya,"Tetapi setelah menggunakan beberapa produk PT. NASA diantaranya SUPERNASA, POC NASA, Hormonik dan PESTONA, tanaman tumbuh dengan baik dan hijau segar, serta hama dan penyakit tidak ada sama sekali". 
Dirinya menjelaskan bahwa penggunaan beberapa produk tersebut yakni 1 botol SUPERNASAdigunakan untuk luas satu hektar pada pengocoran tahap awal, sedangkan perlakuan produk lainnya seperti POC NASA dosis 20 cc : Hormonik dosis 10 cc : PESTONA dosis 20 cc dilarutkan kedalam 14 liter air selanjutnya disemprotkan ke tanaman dengan interval penyemprotan 4 hari sekali.

Sampai dengan hampir masa panen ini ia sudah menghabiskan 1 botol SUPERNASA, 8 botol POC NASA, 4 botol Hormonik dan 4 botol PESTONA. Hasil penggunaan produk-produk tersebut sangat membanggakan, ini terlihat dari bentuk buah semangka lebih besar dan bobotnya lebih berat. Ketika salah satu buah semangka ada yang dibelah dijadikan contoh, terlihat bagian dalam buahnya amat merah dan ketika dicoba dimakan rasanya sangat manis. Hal ini berbeda ketika ia belum menggunakan produk PT. NASA. Dirinya membandingkan sebelum menggunakan produk PT. NASA, dimana tanaman semangkanya memiliki daun yang kering dan sering kena serangan hama penyakit, buahnya tidak begitu banyak dan bobotnya tidak seberat semangka yang menggunakan produk PT. NASA.

"Berat semangka yang menggunakan produk PT. NASA ini perbuahnya ada yang mencapai 17 Kg, namun secara umum rata-rata 10 Kg. Sedangkan dulu paling berat hanya berbobot 5 Kg saja" Tegasnya.

Ketika disinggung oleh Media Natural pada akhir wawancara, bagaimana tanggapan dirinya terhadap produk PT. NASA dan setelah melihat perkembangan tanamannya tersebut, ia menyatakan bahwa dirinya amat bangga dengan produk PT. NASA, karena sudah jelas di pelupuk matanya hasil panen akan meningkat 70% hingga 80%. Dengan penggunaan produk PT. NASA pula, menurutnya, biaya yang dikeluarkan tidak sebesar biaya pada musim-musim yang lalu, sebagai contoh pada musim lalu ia menggunakan pupuk makro menghabiskan 9 kwintal, tetapi setelah menggunakan SUPERNASAbisa ditekan hanya menjadi 4,5 kwintal saja, belum termasuk harus menggunakan pestisida lainnya untuk membasmi hama dan penyakit yang menyerang semangka seperti hama ulat dan daun semangka yang keriting yang tak kunjung sirna, tapi setelah menggunakan beberapa produk pertanian NASA tersebut hama dan penyakit tanamanpun bisa teratasi.

Turasman
Desa Wonoroto, Kec. Ngombol, Kab. Purworejo - Jawa Tengah
Hanya Menambah Modal Rp. 55.000,- Panen Meningkat Rp. 920.000,-

Hanya Menambah Modal Rp. 55.000,- Panen Meningkat Rp. 920.000,-

Jenis padi yang saya tanam IR- 64, dengan luas lahan 2000 m2. Umur padi ketika saya panen 90 hari. Produk pertanian NASA yang saya gunakan adalah POC NASA dan Hormonik. Cara penggunaan produk itu yakni dengan disemprotkan merata pada umun 15 hari, 25 hari dan 35 hari. Pada umur 15 hari dan 25 hari saya hanya menggunakan POC NASA dengan takaran 40 cc/tangki 10 liter air. Kemudian pada umur 35 hari saya menggunakan POC NASA dan Hormonik dengan dosis 40cc dan 30cc dicampurkan dalam 10 liter air.

Sampai panen produk NASA yang saya gunakan hanya 1 botol POC NASA dan 1 botol Hormonik. Seperti biasa selain menggunakan produk pertanian NASA, saya juga menggunakan pupuk kandang sebanyak 1 ton (10 kwintal), hijauan daun dan urea sebanyak 15 kg.

Setelah saya menggunakan pupuk produk NASA, anakan padi semakin bertambah banyak. Jika dulu sekitar 15 anakan kini bisa menjadi 22 anakan. Pertumbuhan tanaman- lebih serempak. Bulir padi per malai yang menggunakan produk NASA mencapai 156 bulir, sedangkan yang tidak menggunakan produk NASA hanya 96 bulir.

Perhitungan kenaikan hasil panen bisa dilihat untuk 5 m2, dimana yang menggunakan produk pertanian NASA mendapatkan 6,3 kg, sedangkan yang tidak menggunakan produk pertanian NASA tiap 5 m2-nya hanya mendapatkan 4 kg, jadi ada selisih tambahan 2,3 kg

Hanya dengan menambah 1 botol POC NASA dan 1 Botol Hormonik senilai Rp. 55.000 untuk luasan 2000 m2 ada tambahan 4,6 kwintal. Sungguh hasil yang luar biasa. Dengan harga per kg Rp. 2000,- maka saya mendapatkan tambahan hasil Rp. 920.000,-. Mari kita gunakan pupuk produk NASA untuk meningkatkan hasil panen yang lebih melimpah. Terima Kasih NASA

Sukmono
Desa Sumbergiri Kec. Ponjong
Kab. Gunung Kidul - DIY
Bawang Merah Meningkat 75%

Bawang Merah Meningkat 75%

Bawang Merah yang saya tanam ada 2 jenis yakni jenis Lokal dan Philipine dengab luas lahan 190 are atau 1,9 Ha. Umur tanaman bawang bervariasi, yakni ada yang berumur 55 hari (di lahan seluas 80 are) dan 30 hari 35 hari (pada lahan seluas 110 are). 
Untuk produk NASA yang telah saya gunakan adalah pupuk seperti Super NASA, POC NASA dan Hormonik, serta Pengendali hama organik seperti PESTONA dan Virexi. Saya sudah menggunakan produk-produk NASA ini 2 kali dalam 1 tahun (2 musim tanam bawang). 
Dan dengan luas lahan 1,9 Ha ini saya sudah menghabiskan produk pupuknya yakni Super NASA 1 botol, Hormonik 10 botol, POC NASA 10 botol, PESTONA 10 botol dan Virexi 1 box.

Super NASA digunakan sebelum bibit ditanam. Super NASA disiramkan ke bedengan secara merata. POC NASA dan Hormonik (dosis sesuai label) disemprotkan saat tanaman mulai berumur 30 hari diulangi tiap 5 hari sekali dicampur pengendali hama alami NASA. 
Selain produk dari NASA lahan ini juga menggunakan pupuk makro (NPK) sebanyak 7 Kwintal. Tanaman bawang ini saya tanam pada musim kemarau, luas 80 are yang kurang air sedangkan luas 110 are agak terjamin aimya. Namun itu tidak masalah karena ternyata pertumbuhan tanaman bagus dan sehat.

Manfaat yang saya rasakan setelah saya menggunakan produk NASA diantaranya
  • Panen agak lebih cepat, sebelum menggunakan produk NASA panen biasanya umur 75 - 80 hari, tetapi setelah menggunakan produk NASA panen diperpendek menjadi 65 hari.
  • Kualitas daun lebih bagus dan kuat,
  • Umbi makin merah mengkilap, jumlah umbi rata-rata 10 - 15 umbi, padahal dulu sebelum gunakan produk NASA rata-rata hanya 5 -6 umbi saja.
Perkiraan panen hampir dipastikan akan mencapai 20 ton, sebelum menggunakan produk NASA paling banyak 15 ton. Jadi dari gambaran tersebut diatas, maka dapat saya simpulkan keuntungan setelah menggunakan produk NASA jika harga 1 Kg bawang merah = Rp. 6000:
  • Panen menggunakan NASA 20 ton       =  Rp. 120.000.000,-
  • Panen tanpa gunakan NASA  15 ton     =  Rp.    90.000.000,-
  • Keuntungan hasil 5 ton                      =  Rp.   30.000.000,-

Sektor pertanian pada saat sekarang menupakan saiah satu sector andalan NIB, maka dengan adanya produk NASA saya pribadi sangat berterima kasih sekali karena dapat membantu peningkatan produksi di sektor pertanian. Terima Kasih NASA

Mahdi (Petani Bawang Merah)
Ds. Jembatan Kembar, Kec. Lembar,
Kab. Lombok Barat NTB

Viterna Penggemukan sapi dalam waktu singkat


VITERNA plus

VITERNA Plus merupakan suplemen pakan ternak yang diolah dari berbagai macam bahan alami (hewan dan tumbuhan), memberikan zat-zat yang sangat diperlukan ternak untuk :
  1. Meningkatkan kuantitas (peningkatan Average Daily Gain /ADG bagi sapi dan peningkatan bobot panen bagi ayam) - kualitas daging (mengurangi kandungan kolesterol) - kesehatan ternak (mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit) semuanya merupakan Aspek K-3.
  2. Memacu enzim - enzim pencernaan ternak.
  3. Memberikan mineral - mineral esensial maupun non esensial.
  4. Memberikan berbagai macam nutrisi alami untuk pertumbuhan ternak ( protein, lemak, vitamin, dsb.).
  5. Menambah kandungan asam - asam lemak didalam rumen / lambung ternak.
  6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan (TDN).
  7. Mengandung hormon pertumbuhan alami untuk mempercepat pertumbuhan ternak.
  8. Meningkatkan nafsu makan.
  9. Mengurangi kandungan kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran ayam
  10. Produk alami aman untuk ternak dan lingkungan
POC NASA (peternakan)

Formula khusus terutama untuk tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna :
  1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian lingkungan/tanah ( aspek K- 3 : Kuantitas - Kualitas- Kelestarian ).
  2. Menjadikan tanah yang keras berangsur - angsur menjadi gembur.
  3. Melarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan tanaman).
  4. Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap.
  5. Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%
  6. Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang.
  7. Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah( mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
  8. Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll).
  9. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit
  10. Meningkatkan bobot unggas (ayam, bebek, dll), ternak besar (sapi, kambing,dll), ikan serta udang.
  11. Meningkatkan nafsu makan unggas, ternak dan ikan/udang.
  12. Membantu pembentukan pakan alami ikan dan udang (plankton).

Tanya Jawab Seputar Pupuk Natural Nusantara



1. Tanya : Untuk apa saja penggunaan POC NASA dan POP SUPERNASA?

Jawab : POC NASA dan POP SUPERNASA dipergunakan untuk pertanian (semua jenis tanaman pangan, holtikultura (buah, sayur, tanaman hias), tanaman tahunan/perkebunan, perikanan (kolam, tambak) dan peternakan (unggas dan ternak).

2. Tanya : Mengapa tanaman membutuhkan POC NASA dan POP SUPERNASA?

Jawab : Tanah-tanah di Indonesia menunjukkan gejala semakin keras akibat penumpukan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah yang tidak hancur dan terikat selama puluhan tahun. Tanah yang keras akan menyebabkan pemberian pupuk tidak dapat optimal diserap oleh tanaman selain perkembangan akar tanaman akan terganggu. NASA akan melarutkan sisa pupuk kimia tersebut sehingga tanah kembali menjadi gembur kembali selain sisa pupuk kimia tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman. Selain itu, tanah-tanah kita kekurangan 10 unsur hara essensiil (mutlak/wajib dibutuhkan tanaman) karena selama ini hanya 3 jenis unsur hara essensiil saja yaitu Urea (N), TSP/SP-36 (P) dan KCl (K) yang sering diberikan, sedangkan tanaman untuk tumbuh akan menyerap paling tidak 13 unsur hara essensiil dan setelah panen tentu 13 jenis unsur hara kan hilang dari lokasi penanaman bersama dengan hasil panen yang diangkut ke luar areal penanaman. Kondisi ini di Indonesia sudah berlangsung puluhan tahun sehingga mudah dimengerti jika tanah-tanah kita kekurangan terutama 10 jenis unsur hara essensiil. Penggunaan NASA bersama dengan N, P dan K secara berimbang akan mengatasi masalah tersebut.

3. Tanya : Apa bahan baku POC NASA dan POP SUPERNASA dan proses pembuatannya?

Jawab : Bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah alam, hormon tumbuhan serta “bumbu-bumbu” alami lainnya yang diproses secara alamiah selama 4 bulan hingga jadi.

4. Tanya : Apa kandungan unsur dalam POC NASA dan POP SUPERNASA?

Jawab : Kandungan unsur POC NASA dan POP SUPERNASA terdapat ± 90 unsur mengingat bahan bakunya yang mengandung ± 90 unsur tetapi yang dicantumkan hanya 13 jenis unsur makro dan mikro (merupakan unsur yang mutlak/wajib dibutuhkan oleh semua tanaman yaitu unsur N, P, K, Mg, Ca, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B dan Mo), dilengkapi juga asam humat dan fulvat (perbaikan tanah), Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Indole Acetic Acid (IAA)/Auksin, Giberelin dan Sitokinin serta asam-asam amino (protein) dan lemak nabati.

5. Tanya : Apa guna 13 jenis unsur hara?

Jawab : 13 jenis unsur hara merupakan “4 sehat 5 sempurna”-nya tumbuhan. Untuk tumbuh dan berproduksi dengan sempurna, tanaman mutlak (wajib) mendapatkan 13 jenis unsur hara. Kekurangan satu jenis saja sudah akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan produksi.

6. Tanya : Apa peran Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)/hormon pada tanaman?

Hubungi:0817 042 9050

Jawab : Fungsi penting ZPT adalah untuk proses pembentukan perakaran, mempercepat pertumbuhan tanaman, merangsang tanaman berbunga dan berbuah serta mencegah/mengurangi tingkat kerontokan bunga dan buah.

7. Tanya : Apa peran humat dan fulvat?

Jawab : Peran humat dan fulvat adalah untuk melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga tanah akan menjadi gembur kembali (memperbaiki tanah), sebagai pelarut TSP/SP-36, membantu menstabilkan pH, mengatur pergerakan dan penyaluran unsur hara dalam tanah, juga akan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi perkembangbiakkan mikro organisme berguna bagi tanaman pada tanah.

8. Tanya : Apa peran asam-amino (protein) dan lemak nabati?

Jawab : Peran asam amino dan lemak nabati adalah untuk memacu tingkat produksi unggas, ternak dan ikan sekaligus mengurangi tingkat kematian. Selain asam-amino dan lemak nabati NASA juga mengandung mineral-mineral alam selain 13 unsur hara seperti Na, Cl, Si, Mo, Cr, V dan As yang dibutuhkan juga oleh unggas/ternak dan ikan.

9. Tanya : Apa perbedaan POC NASA dan POP SUPERNASA?

Jawab : Kandungan unsur makro dan mikro, humat dan fulvat POP SUPERNASA lebih tinggi dari POC NASA sehingga POP SUPERNASA untuk disiramkan (tidak disemprot ke tanaman). POP SUPERNASA dapat mengurangi penggunaan pupuk makro lebih banyak (25% – 50%) daripada POC NASA (12,5% – 25%). Pelepasan unsur hara POP SUPERNASA bersifat slow release (bertahap) dibanding POC NASA. POP SUPERNASA mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam memperbaiki tanah rusak dibandingkan POC NASA. Guna dan Gejala masing-masing unsur hara dapat dilihat di belakang.

10. Tanya : Apakah POP SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK harus dipergunakan bersama-sama?

Jawab : POP SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK tidak harus dipergunakan sama-sama tetapi jika dipergunakan bersama-sama akan lebih optimal.

11. Tanya : Bagaimana penggunaan POP SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK pada tanaman semusim?

Jawab : - Jika dipergunakan bersama-sama, maka POP SUPERNASA disiramkan sebelum tanam untuk pupuk dasar, POC NASA dan HORMONIK disemprotkan ke tanaman untuk pemeliharaan

- Jika hanya menggunakan POC NASA dan HORMONIK, maka setengah dosis POC NASA disiramkan ke tanah sebelum tanam untuk pupuk dasar dan setengah dosis sisanya beserta HORMONIK disemprotkan ke tanaman untuk pemeliharaan.

- Jika hanya menggunakan POP SUPERNASA, maka 3/4 dosis disiramkan ke tanah sebelum tanam untuk pupu dasar dan 1/4 dosis disiramkan ke tanah untuk pemeliharaan.

Kritik, Saran dan Pertanyaan Seputar Pupuk Organik Natural Nusantara

Banyak orang menanyakan tentang Pupuk Nasa, kegunaan dan cara mendapatkannya. Sering saya di SMS orang yang menanyakan tentang pupuk ini. Jika anda menginginkan jawaban yang lebih jelas disertai dengan link-link download, silahkan isi form dibawah ini supaya saya bisa jelaskan kepada anda lebih jelas.


Gerakan Menuju Indonesia Makmur Raya Berkeadilan Bersama PT Natural Nusantara

Gerakan Menuju Indonesia Makmur Raya Berkeadilan Bersama PT Natural Nusantara

Dibutuhkan satu kekuatan mimpi,  satu VISI besar, satu tekad kuat, satu komitmen permanen untuk mengangkat dan memajukan dunia Agrokompleks di Indonesia agar dapat menjadi bidang andalan dalam upaya memakmurkan Indonesia sekaligus menghadapi persaingan Globalisasi.

Sebuah visi-misi  besar: Mewujudkan Indonesia Makmur Raya Berkeadilan memerlukan dasar kuat sebagai pijakan untuk melangkah menggapainya di tengah Kondisi dunia abad 21 yang sudah mulai bahkan banyak berubah dengan munculnya  globalisasi dunia yang mau tidak mau, suka tidak suka harus menjadi faktor yang layak untuk dicermati untuk bisa jadi “ancaman (sekaligus peluang)” untuk semua Negara.

Dalam era globalisasi ini jika bangsa dapat dianalogikan sebagai sebuah restoran yang harus bersaing dengan restoran lain, maka restoran tersebut harus mempunyai menu andalan untuk bisa bersaing dengan restoran lain  walaupun menu lain yang bukan menu andalan tetap disajikan melengkapi menu yang dijadikan andalan. Demikian juga bangsa dalam era globalisasi tentunya harus mempunyai bidang yang bisa jadi andalan untuk bisa bersaing dengan bangsa lain dengan tetap membangun bidang lainnya. Indonesia harus bersyukur punya banyak potensi besar diantaranya adalah bidang High-Tech, Pertambangan, Pariwisata dan Agrokompleks (pertanian, peternakan, perikanan). Hanya kita harus pilih mana yang menjadi prioritas tanpa melupakan yang lain.

Di bidang High-Tech. Komputer misalnya. Bangsa ini baru bisa merakit komputer tetapi belum bisa membuat. Jangankan Pentium IV, Pentium I pun kita belum mampu memproduksi. Boleh jadi di lembah silikon mungkin pentium 5, 8, 10 atau bahkan lebih tinggal menunggu saat yang tepat untuk dilempar ke publik. Dunia penerbangan, walaupun Indonesia bisa memproduksi pesawat  tetapi di luar sana orang sudah sampai ke bulan dengan pesawat ulang-aliknya. Dunia otomotif kita masih “memimpikan” punya perusahaan dan teknologi otomotif untuk bisa ikut ajang Formula 1 (F-1) sebagai salah satu indikator kemajuan dunia otomotif suatu bangsa.

Pertambangan bangsa ini potensinya luar biasa. Hanya saja masih banyak ketergantungan kepada asing dengan banyaknya perusahaan pertambangan dari luar yang secara tidak langsung menyiratkan bahwa Indonesia masih terkendala di bidang teknologi, management, permodalan dll di bidang pertambangan. Menggantungkan pada pertambangan secara jangka panjang akan beresiko juga karena merupakan sumberdaya alam yang tidak terbaharui sehingga akan habis suatu ketika.

Pariwisata,  merupakan bidang yang luar biasa untuk dikembangkan. Tetapi effek tragedi Bom Bali, Wabah Penyakit SARS dll menunjukkan betapa rentan dunia pariwisata terkait dengan isu keamanan dan sosial. Secara jangka panjang sektor pariwisata juga harus memperhatikan aspek kesiapan mental dan moral bangsa jika tidak ingin terimbas dampak negatif yang dibawa pihak asing yang datang ke Indonesia.

Dengan demikian bidang High-Tech, pertambangan serta pariwisata akan sulit untuk jangka dekat mampu bersaing dengan bangsa lain
Alternatif pilihan paling masuk akal bagi negeri ini adalah bidang yang bisa menjadi andalan bagi Indonesia yaitu di bidang AGROKOMPLEKS dengan tanpa mengesampingkan bidang-bidang lain.
Negeri ini mempunyai luas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan, areal tangkapan perikanan laut yang sungguh sangat luas. Iklim di negeri ini cukup mendukung sepanjang tahun (tidak punya musim gugur/salju). Alam ini mempunyai keanekaragaman flora dan fauna yang dapat dikembangkan dari hulu (produksi) hingga hilir (pasca produksi), mempunyai sumber-sumber bahan baku berkait dengan sarana produksi Agrokompleks yang besar (pupuk, benih, pestisida alami pakan ternak dan ikan dll), ilmu atau teknologi yang sudah cukup tersedia. Dan negeri ini mempunyai tenaga kerja yang cukup melimpah karena mayoritas penduduk Indonesia masih bersinggungan dengan dunia Agrokompleks. Mulai dari level pekerja hingga level pemikir/ilmuwan, yang semua itu merupakan keunggulan Alamiah Indonesia yang telah diberikan TUHAN untuk Indonesia yang wajib disyukuri dan dikembangkan.

Bidang garap Agrokompleks pun sangat luas dan besar dari sisi produksi budidaya (tanaman, perikanan darat, ternak), kehutanan dan tangkapan (laut) hingga   industri pengolahan hasil pertanian. Mulai Industri sarana penunjang produksi (pupuk, benih, pestisida dll) hingga Industri penunjang Agrokompleks (alat dan mesin pertanian, kapal-kapal penangkap ikan dll).

Bidang Jasa meliputi Jasa pendidikan, konsultan, training, finance hingga jasa media informasi serta bidang Trading di semua sektor yang terkait. Mengingat jumlah populasi umat manusia ke depan yang bertambah besar tentu merupakan aspek pasar yang luar biasa.

Secara filosofi  bidang Agrokompleks adalah bidang yang mendasar bagi kehidupan umat manusia sehingga sampai kapanpun tidak akan pernah habis potensinya dan akan selalu dibutuhkan oleh umat manusia dalam kondisi apapun (baik aman atau perang, baik makmur atau krisis). Indonesia 70% Masyarakatnya masih bergerak baik langsung maupun tidak langsung dengan bidang AGROKOMPLEKS sehingga jika yang mayoritas ini (70%) maju akan mempunyai efek multiplayer yang besar bagi kemajuan bangsa. Dengan demikian maka AGROKOMPLEKS adalah bidang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka membawa Indonesia Makmur Raya Berkeadilan sekaligus menjadi bidang yang dapat menjadi “modal” dan “benteng” bangsa dalam era globalisasi.
Negeri ini adalah cuilan surga yang jatuh ke bumi. Subur makmur gemah ripah loh jenawi. Thukul kang tanpa tinandur. Tanah ini tanah surga. Tongkat kayu yang jatuh jadi tanaman. Tetapi mengapa kita mengimpor beras, mengimpor kedelai mengimpor susu mengimpor jagung mengimpor apapun yang seharusnya berlimpah ruah di tanah ini?
Di sektor produksi masih belum memenuhi aspek K-3 (Kuantitas - Kualitas - Kelestarian) sebagai acuan pokok apapun jenis kegiatan produksi di Agrokompleks. Produksi (bobot panen) kita masih rendah, kualitas (rasa, warna, aroma, keawetan hasil panen, keamanan dari zat-zat berbahaya bagi kesehatan dll) belum tercapai dan kelestarian lingkungan masih terabaikan. Dari Sisi Sumber Daya Manusianya (petani) masih lemah di sisi Pola pikir, Mental dan Motivasi, Keilmuan dan Modal selain juga masih rendahnya kerjasama antara pihak-pihak terkait seperti pelaku agrokompleks (petani, pengusaha), pemerintah dan lembaga-lembaga terkait lainnya (institusi penelitian, intitusi pembiayaan, LSM dll).

Jika  semua hal tersebut dalam era  globalisasi ini   tidak segera mendapatkan perhatian maka Indonesia akan kehilangan salah satu bidang yang sangat potensial untuk dijadikan “senjata” dalam “perang” jenis baru yaitu Globalisasi ekonomi dunia.  Para petani (tanaman, ternak, ikan) dan semua pihak yang berkait dengan dunia Agrokompleks akan menjadi “korban” keganasan Arus Globalisasi dunia padahal mereka merupakan bagian mayoritas masyarakat Indonesia sehingga sedikit banyak akan bepengaruh pula pada kestabilan Indonesia sebagai sebuah Negara. Hal mendasar yang diperlukan adalah  konsep dan system yang dapat meningkatkan/memperbaiki Agrokompleks agar aspek K-3 tercapai sekaligus “meng-up grade” atau meningkatkan kualitas SDM.

Apakah Anda berkenan untuk ikut berperan
memajukan dunia agrokomplek negeri ini bersama kami?
Proposal Bisnis Menjadi Agen Produk Natural Nusantara

Proposal Bisnis Menjadi Agen Produk Natural Nusantara

aPROPOSAL BISNIS
MENJADI AGEN/DISTRIBUTOR PUPUK ORGANIK NASA
PT NATURAL NUSANTARA

Bersama ini kami menawarkan kepada seluruh khalayak warga Indonesia di seluruh pelosok tanah air untuk menjadi Agen/Distributor Pupuk Organik NASA PT Natural Nusantara. Daftar produk dapat dilihat di sini Sebagai agen/distributor Anda berhak :
  1.  Mendapatkan potongan harga berupa selisih harga distibutor dengan harga konsumen. Besarannya berbeda untuk masing masing produk. Berkisar antara 15% - 20% dari harga konsumen. Potongan ini didapat langsung pada saat Agen belanja di stokist stokist NASA.
  2. Mendapatkan potongan harga berdasarkan total penjualan Agen bersangkutan selama bulan bersangkutan yang besarnya ditentukan dan dapat dilihat di Marketing Plan.
  3. Mendapatkan hak potongan harga dari total omset penjualan semua Agen/distributor lain yang menjadi Agen/Distributor atas rekomendasinya dan atas rekomendasi agen yang direkomendasikannya sampai level tak terbatas yang besarnya ditentukan dan diatur di Marketing Plan.
Dengan pendekatan garis besar, bisa diilustrasikan sebagai berikut :

A adalah Agen Pupuk Organik NASA PT Natural Nusantara. Omset penjualan bulan Januari adalah : 50 Botol POC NASA dan 50 Botol Hormonik.

Potongan Harga 1 tidak dibahas disini. Yang dibahas adalah potongan harga 2. Besarnya potongan harga 2 ditentukan oleh besarnya BV masing masing produk dan besarannya berkisar antara 6% s.d. 22% dari BV masing masing produk. Semakin besar akumulasi omset dan dan prestasi yang diraih, semakin besar besar prosentasenya. Ambil saja angka tengah --sekitar 12%-- maka inilah potongan harga 2 yang didapat Agen A.

=> 12% x 50 botol x BV POC NASA + 12% x 50 Botol x BV Hormonik
=> 12% x 50 x 10.000 + 12% x 50 x 10.000
=> .60.000 + 60.000
=> 120.000

Yang menjadi luar biasa adalah ketika Agen A berhasil merekomendasi 4 orang yang sama dengan dirinya masing masing menjual 50 Botol POC dan 50 Botol Hormonik. Maka Agen A akan mendapatkan 500 - 1.500 rupiah per botol --bisa lebih--- dari semua omset ke empat orang tersebut. Ambil angka tengah 1000 rupiah. Maka inlah potongan harga 3 yang diperoleh Agen A

=>100 botol x 4 orang x 1000 rupiah
=> 400.000 rupiah.

Apabila ke 4 orang tersebut juga merekomendasikan masing masing 4 orang yang sama dengan dirinya masing masing menjual 50 Botol POC NASA dan 50 Botol Hormonik. Maka dalam Grup Agen A ada 3 level Agen. Level 1 adalah Agen A. Level 2 ada 4 orang dan level 3 ada 16 orang. Dari total omset Agen level 3 ini Agen A masih tetap mendapatkan royalty sebesar 500 - 1500 untuk tiap botol tergantung aturan di Marketing Plan. Tetap saja ambil angka tengah. Maka inilah potongan harga 3 yang diperoleh Agen A.

=> 4 orang level2 x 100 botol x 1000 rupiah + 16 orang level3 x 100 botol x 1000 rupiah
=> 400.000 rupiah + 1.600.000 rupiah
=> 2.000.000 rupiah.

Apa bila orang level 3 tetap dapat merekomendasikan masing masing 4 orang yang sama dengan dirinya masing masing menjual 50 botol POC NASA dan 50 botol Hormonik, maka inilah potongan harga 3 yang diperoleh Agen A. Biasanya per botol royalty nya sudah 1500 lebih

=> 4 Agen level2 x 100 btl x Rp. 1.500 + 16 Agen level3 x 100 btl x Rp. 1500 + 64 Agen level4 x 100 btl x Rp. 1500
=> Rp. 600.000,- + Rp. 2.400.000 + Rp. 9.600.000
=> Rp. 12.600.000,-

Royalty/potongan harga ini terus diberikan selama grup Agen Anda menghasilkan omset penjualan adapun besar kecinya tergantung juga omset di grup Agen Anda.

Dan ini masih akan terus berlajut sampai level level berikutnya. Sekali lagi ini adalah angka pendekatan. Jadi bisa lebih bisa kurang

Jadilah Agen Pupuk Organik NASA sekarang juga dan rekomendasikan orang sebanyak banyaknya!

SAYA HANYA PETANI BAGAIMANA AGAR DAPAT MEMBELI PUPUK ORGANIK NASA
PT NATURAL NUSANTARA DENGAN HARGA MURAH?
Bagi Anda petani yang menginginkan harga murah, daftar sekarang juga sebagai Agen pasif. Dengan Anda menjadi Agen pasif Anda berhak atas selisih harga distributor dengan harga konsumen.
Daftarkan diri Anda sebagai Agen sekarang juga. Langkah yang Anda lakukan berikutnya bukan menjual dalam skala seorang Agen. Rekomendasikan orang orang yang Anda kenal untuk menjadi Agen pasif seperti Anda untuk mendapatkan harga murah. Apabila ada orang yang ingin menjadi Agen dalam arti sesungguhnya, menjual dalam skala yang tidak sedikit, bimbinglah untuk mendaftar atas rekomendasi Anda. Selanjutnya, hak hak Anda sama dengan Agen agen yang lain.

SAYA TIDAK PUNYA MODAL UNTUK JADI AGEN PUPUK ORGANIK NASA PT NATURAL NUSANTARA
Bagi Anda yang tidak mempunyai modal untuk buka Agen, perlu diketahui bahwa justru Anda yang kami cari. Daftarkan diri Anda sebagai Agen sekarang juga. Langkah yang Anda lakukan berikutnya bukan menjual dalam skala seorang Agen. Jual saja sebulan minimal 5 pasang POC NASA dan Hormonik. Tetapi yang menjadi target Anda adalah merekomendasi Agen Agen baru di grup Agen Anda. Selanjutnya, hak hak Anda sama dengan Agen agen yang lain.

Untuk pertanyaan selanjutnya, hubungi kami di : 0817 042 9050 (Nur Haryono

Budidaya Tanaman Kakao/Coklat



PENDAHULUAN
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
1. Persiapan Lahan
  • Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
  • Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
  • Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao ( 1 : 3 )
2. Pembibitan
  • Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
  • Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
  • Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
  • Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
  • Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
  • Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
  • Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
  • Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
  • Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
  • Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
  • Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
  • Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
  • Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal
  • Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
  • Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
  • Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon
3. Penanaman
a. Pengajiran
  • Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm
  • Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
  • Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam
  • Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
  • Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c. Tanam Bibit
  • Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
  • Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
  • Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
  • Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
4. Pemeliharaan Tanaman
  • Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
  • Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat

UMUR
(bulan)


Dosis pupuk Makro (per ha)


Urea
(kg)


TSP
(kg)


MOP/ KCl (kg)


Kieserite (MgSO4)
(kg)


2

15

15

8

8

6

15

15

8

8

10

25

25

12

12

14

30

30

15

15

18

30

30

45

15

22

30

30

45

15

28

160

250

250

60

32

160

200

250

60

36

140

250

250

80

42

140

200

250

80

Dst

Dilakukan analisa tanah



Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0 – 24

2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 - 5 bulan sekali

> 24

3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )



Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :



  • Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
  • Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.


5. Pengendalian Hama & Penyakit
  1. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.
  2. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
  3. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
  4. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
  5. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
  6. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
  7. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
  8. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

6. Pemangkasan
  • Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
  • Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
  • Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
  • Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.

7. Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.

8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.

Pemupukan Fanili menghasilkan peningkatan 300%

"Biasanya untuk 100 batang ini,saya panen 30-40 kg.Setelah pakai pakai Produk NASA bisa mencapai 150 kg.Jumlah panili pertandan juga berlipat-lipat.Biasanya cuma 5-7 panili dalam 1 tandan,sekarang jadi 30 panili.Benar-benar sangat menguntungkan.Dan yang lebih membanggakan,buah panili nya masuk grade A",demikian penuturan Pak Soleh bangga.
Pak Soleh,petani panili di Bolan,'Allan,Enrekang,Sulawesi Selatan ini telah membuktikan keampuhan produk Natural Nusantara(NASA) untuk 100 batang tanaman panilinya yang berusia 5 tahun.Awalnya ada sedikit keraguan pada Produk NASA,karena dinilai sebagai produk baru yang belum terbukti di daerahnya.Tapi karena didesak oleh salah seorang teman,akhirnya Pak Soleh mau juga mencoba.

Selama menggunakan Produk NASA,Pak Soleh telah menghabiskan 1 botol POP SUPERNASA,10 botol POC NASA,12 botol HORMONIK,2 botol AERO,dan 1 botol PESTONA.
Cara pemakaiannya dengan disemprotkan dan disiramkan.
Untuk penyiraman memakai dosis 1 sdm POP SUPERNASA untuk 5 liter air.Sementara untuk penyemprotan Pak Soleh memakai dosis 30 cc POC NASA,20 cc HORMONIK dan 5 cc AERO untuk tangki 15 liter.

Selama memakai Produk NASA ini,Pak Soleh sudah mengalami 3 kali pemanenan.Satu hal yang luar biasa setelah memakai Produk NASA adalah peningkatan hasil panen yang dicapai.Biasanya hanya panen 30-40 kg saja,tapi setelah pakai Produk NASA menjadi 150 kg per-100 batang tanaman.Peningkatan mencapai 300%.Yang lebih membanggakan lagi,ketika sample di bawa ke Bali untuk dipasarkan,ternyata kualitas panili Pak Soleh mempunyai kualitas tinggi,masuk grade A.

Berdasarkan pengamatan Pak Soleh,keistimewaan lain setelah memakai Produk NASA diantaranya adalah :
  • batang tambah besar
  • warna daun hijau mengkilat
  • buah jauh lebih panjang
  • jumlah panili dalam tandan bertambah.
Satu hal yang jauh lebih meyakinkan adalah panjang panili mencapai 23-25 cm dengan pertumbuhan yang seragam.
Sebelumnya panjang hanya 15 cm dan tidak seragam.Hal ini tentu sangat menguntungkan ketika dijual ke pedagang.Belum lagi jumlah panili pertandan yang bisa meningkat lebih dari 400%.Biasanya jumlah panili per-tandan hanya 5-7,setelah pakai Produk NASA menjadi 30 per-tandan.Satu hal yang membuat heran,akar panili masih menempel erat di tanaman inang,meskipun panili sudah berbuah.Hal ini sangat berperan sekali terhadap pembesaran,pemanjangan dan meningkatkan bobot buah.Biasanya hal ini jarang terjadi,biasanya begitu buah keluar,akar akan lepas dari tanaman inangnya.

Jika ditinjau secara ekonomis,Pak Soleh mendapat keuntungan sbb :

Biaya pembelian Produk NASA Rp 600.000

Tambahan hasil :
  • 150 kg - 40 kg = 110 kg
  • 110 kg X Rp 300.000 ( harga panili ) = Rp 33.000.000
Total tambahan keuntungan
  • Rp 33.000.000 - Rp 600.000 = Rp 32.400.000
Tambahan keuntungan sebesar itu tentu sangat besar artinya,mengingat biaya dan tenaga yang dikeluarkan sangatlah sedikit.

Budidaya Bandeng

I. Pendahuluan.

Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru.
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
II. Sifat Biologis.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. 
Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
III. Penyediaan Benih.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul
Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, 
Ciri-cirinya :
- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.
2. Merangsang pemijahan. 
Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`

3. Memijahkan. 
Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan

4. Penetasan. 
Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.

5. Merawat benih. 
Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.

IV. Pembesaran.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
  • Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
  • Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
  • Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
  • Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

2. Pemindahan nener. 
Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.

3. Pemberian Pakan. 
Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting. 
Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah :
Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan.
Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.
Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :
  1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
  2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
  3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
  4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.
V. Pengendalian hama dan Penyakit.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
  1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
  2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
  3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
  4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. 
Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran NASA pada pakan buatan. NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.